Dalam video tersebut, Rara tengah berlutut di depan sebuah wajan berisi banyak es batu sambil sesekali berteriak. Entah mantra atau apa. Tak lupa ia juga membunyikan mangkuk emasnya. Video ini sendiri dibagikan oleh akun Instagam rarapawang_cahayatarot. Sang pemilik akun mengajak para warganet untuk sama-sama berdoa agar hujan turun dan polusi pun menurut.

Dalam caption yang ditulisnya, Rara mengaku sudah melakukan doa sejak tengah malam untuk berharap hujan turun. Hasilnya, Rara menyampaikan bahwa di area Jakarta Pusat, Sudirman dan Tanah Abang sudah hujan tepatnya pada pukul 2 dini hari. Buat warga JakPus, benarkah sempat hujan tengah malam sekitar satu minggu yang lalu?

Hal seperti ini tentu menimbulkan pro kontra di masyarakat. Tapi ya beginilah Indonesia, kita hidup di tengah-tengah keberagaman budaya dab kepercayaan.

Jika sudah menyangkut soal kepercayaan, seharusnya sudah tidak perlu ada pro kontra lagi. Karena jelas kepercayaan masing-masing kita tidak akan pernah sama.

Mengusir atau memangil cuaca sebenarnya bukan hal yang tidak mungkin terjadi. Dalam sains sendiri ada yang namanya Teknologi Modifikasi Cuaca. Di mana teknologi ini mampu mempercepat turunnya hujan. Dengan menggunakan bahan-bahan seperti garam, proses butir-butir hujan akan meningkat dalam waktu cepat dan mempercepat turunnya hujan.

Untuk melakukannya, teknologi ini memerlukan pesawat khusus untuk menebar garam di atas awan. Biasanya tidak sampai 30 menit, akan timbul reaksi pada awan usai diberikan garam sebelum akhirnya hujan pun turun. Teknologi seperti ini sudah banyak dipakai di Indonesia sejak 1977 dan difasilitasi oleh Prof. Dr. Ing. B.J. Habibie.