Lempar Anak Kandung dari Lantai 15, Ayah dan Selingkuhannya Dihukum Mati, Ibu Pilu: Apa Mereka Takut
Kasus ayah dan selingkuhan bunuh anak kandung tengah menjadi sorotan di media sosial X. Si ayah dan selingkuhan lempar dua anak dari lantai 15 apartemen. Peristiwa tragis ini terjadi di China.
Cerita tentang pembunuhan itu di antaranya viral dalam unggahan akun X @tanyarlfes, Selasa (6/2/2024).
"Kasus China Execution Couple, sakit banget pas baca," tulis unggahan.
Rupanya, kasus ini terungkap di tahun 2020.
Dilansir dari New York Post, Rabu (31/1/2024), ayah korban adalah Zhang Bo.
Ia berselingkuh dengan wanita bernama Ye Chengchen.
Saat memulai hubungan terlarang dengan Ye, Zhang awalnya menyembunyikan fakta bahwa dia telah menikah dan memiliki anak.
Berdasarkan keterangan dalam persidangan di Mahkamah Agung Rakyat, Zhang pun menceraikan istrinya, Chen Meilin, pada Februari 2020 setelah Ye mengetahui statusnya.
Namun, Ye melihat kedua anak balita Zhang sebagai penghalang bagi mereka untuk menikah sekaligus beban bagi kehidupan pernikahannya di masa depan.
Dia kemudian berulang kali mendesak Zhang untuk membunuh balita tersebut dan mengancam akan putus jika tidak melakukannya.
Setelah bersekongkol dengan Ye, pada November 2020, Zhang melemparkan putrinya yang berusia dua tahun dan putranya yang berusia satu tahun dari lantai 15 apartemennya, di kota metropolitan barat daya Chongqing, China.
Kala itu, menurut pengadilan, dua balita bernama Zhang Ruixue (putri) dan Zhang Yangrui (putra) tersebut tengah asyik bermain di dekat jendela kamar tidur.
Sebuah rekaman video setelah kejadian tampak menunjukkan Zhang yang berpura-pura mengalami kesedihan yang mendalam atas kejadian yang menewaskan kedua anaknya itu.
Ayah dua anak tersebut juga terlihat membenturkan kepalanya ke dinding dan menangis tak terkendali.
Pada saat itu, Zhang berdalih tertidur ketika anak-anak "jatuh" dan terbangun karena orang-orang berteriak di lantai bawah.
Di sisi lain, ibu dari korban mengatakan, Zhang meminta untuk merawat anaknya pada hari dia membunuh keduanya.
"Saat saya mendengar anak-anak saya dilempar dari lantai 15 oleh ayah dan pasangannya, saya tidak dapat menemukan kata-kata untuk menggambarkan perasaan," ungkapnya.
"Saya tidak bisa membayangkan apa yang dialami anak-anak saya dari lantai 15 hingga ke bawah. Apakah mereka putus asa? Apakah mereka takut?" lanjutnya.
Pria ini tertangkap kamera pura-pura menangis usai dorong anak dari balkon lantai 15. (Dailymail.co.uk)
Dua pelaku dijatuhi hukuman mati
Diberitakan CNN, Kamis (1/2/2024), Zhang dan Ye dijatuhi hukuman mati oleh pengadilan setempat pada Desember 2021.
Namun, keduanya baru dieksekusi akhir Januari 2024 setelah proses banding dan kasasi yang panjang, yang tetap menghasilkan keputusan serupa untuk Zhang dan Ye.
Pengadilan Tinggi Rakyat Chongqing menguatkan putusan awal dan mengatakan hukuman yang dijatuhkan kepada Zhang dan Ye sudah tepat.
Keputusan ini pun diajukan untuk disetujui oleh Mahkamah Agung Rakyat, yang menemukan peran dan pengaruh kedua pelaku secara keseluruhan setara.
Menurut Mahkamah, seperti dilaporkan kantor berita Xinhua, masing-masing memainkan peran utama dan merupakan pelaku utama dalam kasus pembunuhan ini.
Kejahatan yang dilakukan pasangan tersebut juga dicap Mahkamah "sangat menentang dasar hukum dan moral", dengan motif kriminal yang sangat tercela dan cara sangat kejam.
Oleh karena itu, perbuatan kedua pelaku memerlukan konsekuensi berat sesuai dengan hukum.
Belum ada informasi bagaimana Zhang dan Ye mendapat hukuman mati.
Namun, metode yang paling umum di China adalah lethal injection atau suntikan mematikan.
China juga tidak memberikan informasi transparan terkait total jumlah eksekusi yang telah dilakukan.
Kendati demikian, menurut kelompok hak asasi manusia Amnesty International, negara ini diyakini sebagai "algojo terbesar di dunia" dengan ribuan orang telah dieksekusi dan dijatuhi hukuman mati setiap tahunnya.
Sementara itu, seorang anak di Kabupaten Garut harus berurusan dengan hukum karena nyaris membunuh ayah tirinya.
Kasus ini terjadi di Kecamatan Limbangan, Kabupaten Garut, Jawa Barat, pada 29 Januari 2024 lalu.
Sang ayah tiri diketahui mendapatkan luka serius usai dianiaya menggunakan senjata tajam jenis golok oleh anak yang berhadapan dengan hukum itu.
Satreskrim Polres Garut AKP Ari Rinaldo mengatakan, korban berhasil selamat usai mendapatkan perawatan intensif di Puskesmas Limbangan.
"Pelakunya di bawah umur, anak tiri korban. Kami sebut anak yang berhadapan dengan hukum, korban selamat dan kami masih mendalami motifnya," ujarnya, Sabtu (3/2/2024), melansir dari TribunJabar.
Dari informasi yang berhasil didapat, pelaku kesal lantaran mendapat kabar dari teman-temannya bahwa sang ibu kerap mendapatkan perlakuan kasar dari suaminya.
Sang anak kemudian mendatangi rumah tetangga untuk meminjam golok dengan alasan akan menyembelih ayam.
Setelah mendapatkan golok, anak yang berhadapan dengan hukum itu lalu menghampiri ayah tirinya kemudian melakukan pembacokan.
Korban sempat lari, kemudian terkulai lemas. Kejadian itu kemudian diketahui oleh warga sekitar.
Video korban yang tengah dievakuasi itu lah yang kemudian viral di media sosial.
Dalam video lain, sang anak yang berhadapan dengan hukum terekam kamera tengah ditenangkan oleh warga sekitar.
AKP Ari menjelaskan, kini anak tersebut sudah diamankan oleh pihaknya dan tengah dalam pemeriksaan.
"Kami masih melakukan pemeriksaan terhadap anak yang berhadapan dengan hukum, mohon waktu," ungkap Ari.
Komentar Pedas