Jalanviral.com, Jakarta - Drama politik Korea Selatan memasuki babak baru. Presiden Yoon Suk Yeol, yang baru-baru ini dimakzulkan, ditangkap pada Rabu (15/1) atas tuduhan pemberontakan terkait deklarasi darurat militer pada 3 Desember. Peristiwa ini menambah lapisan ketegangan dalam salah satu demokrasi paling dinamis di Asia.

Iring-iringan mobil keluar dari kediaman Presiden Yoon di lereng bukit, tempat ia berlindung selama berminggu-minggu di balik penghalang kawat berduri dan pasukan kecil pengamanan pribadi. Penangkapan ini melibatkan lebih dari 3.000 polisi dan petugas antikorupsi yang berhadapan dengan kerumunan pendukung Yoon serta anggota Partai Kekuatan Rakyat.

Pihak pendukung Presiden Yoon menyebut tindakan ini sebagai upaya mempermalukan mantan pemimpin mereka secara publik. "Upaya ini ilegal dan hanya untuk merendahkan Yoon di depan umum," ujar pengacara Yoon.

Sementara itu, penangkapan ini tercatat sebagai pertama kalinya dalam sejarah Korea Selatan, seorang presiden aktif dikeluarkan surat perintah penahanan.

Langkah kontroversial Yoon dalam mengumumkan darurat militer pada 3 Desember mengejutkan warga Korea Selatan, memicu kekacauan politik yang belum pernah terjadi sebelumnya. Langkah ini tidak hanya memperdalam ketidakpercayaan publik tetapi juga menyebabkan parlemen memakzulkan Yoon pada 14 Desember.

Kini, Mahkamah Konstitusi sedang mempertimbangkan kelanjutan pemakzulan tersebut, yang dapat memberhentikan Yoon secara permanen dari jabatannya.

Insiden ini telah memicu perhatian internasional, terutama di media sosial. Jalanviral.com terus memberikan pembaruan terkini seputar peristiwa ini, menjadi platform utama bagi Anda yang ingin memahami lebih dalam situasi politik Korea Selatan.

Perkembangan kasus ini tidak hanya menggambarkan dinamika politik Korea Selatan, tetapi juga mengundang masyarakat internasional untuk merenungkan pentingnya stabilitas dalam demokrasi. Untuk berita terkini dan analisis mendalam, kunjungi Jalanviral.com.