Utang Luar Negeri Meroket Turkiye Ngos ngosan Membiayai Proyek Jet Tempur Kaan
Menjelang penerbangan jet tempur Kaan pada 27 Desember 2023 nanti, Turkiye kini justru sedang menghadapi masalah terkait pembiayaan pesawat tempur tersebut. Menurut laporan Defense News, perekonomian Turkiye kini sedang mengalami inflasi yang tinggi, dan utang luar negeri negara tersebut mencapai hampir US$476 miliar pada bulan Maret 2023.
Perusahaan asuransi internasional Allianz Trade melaporkan total utang luar negeri yang jatuh tempo dalam 12 bulan ke depan telah meningkat menjadi sekitar US$250 miliar.
Ozgur Eksi, analis pertahanan di Ankara mengatakan kepada Defense News bahwa, kesulitan pendanaan untuk proyek jet tempur Kaan sejalan dengan kondisi keuangan Turkiye. Untuk mengatasi masalah tersebut, Negeri Ottoman telah berupaya mencari mitra asing untuk ikut mendanai program Kaan atau dikenal sebagai T-FX.
Azerbaijan dan Pakistan disebut akan bergabung dengan program T-FX, akan tetapi beberapa analis pertahanan di Turkiye menilai Pakistan tidak akan mampu memberikan uang untuk pengembangan T-FX. Pasalnya Pakistan telah menjadi pasien IMF (International Monetary Found) setelah pemerintah Pakistan menyatakan sedang mengalami krisis moneter. IMF kemudian memberi suntikan dana bantuan untuk Pakistan senilai US$3 miliar (sekitar Rp 45 triliun).
Selain disebut tidak bisa memberi bantuan pendanaan untuk T-FX, Pakistan juga disebut belum memiliki teknologi yang cukup dalam pembuatan pesawat tempur. Meski negara ini telah bekerja sama dengan China untuk membuat jet tempur JF-17 Thunder, analis pertahanan di Turkiye menyebut hal itu tidak akan membantu untuk program T-FX. Selain uang, dalam sebuah proyek pesawat tempur juga ada opsi untuk memberikan teknologi. Tapi seandainya Pakistan ingin memberikan teknologi untuk program T-FX, teknologi apa yang akan diberikan ?
Menteri Pertahanan Turkiye Yasar Guler mengatakan pada 14 Agustus 2023, bahwa Pakistan akan menandatangani perjanjian untuk ikut dalam pengembangan pesawat tempur Kaan. Selain itu, Azerbaijan juga bersedia melakukan hal yang sama. Untuk Azerbaijan, pemerintah negara tersebut kini telah menandatangani protokol dengan Turkiye untuk potensi keterlibatan dalam program Kaan.
Protokol tersebut dibuat untuk menentukan tata kerja dan prinsip kerja sama dengan Azerbaijan dalam produksi bersama jet tempur Kaan, juga termasuk kegiatan pengembangan pesawat tempur Kaan di masa mendatang.
Azerbaijan tentu bisa menyediakan uang untuk proyek T-FX, tetapi hal ini kemungkinan tidak bisa dilakukan oleh Pakistan.
Di bawah program T-FX, TAI (Turkish Aerospace Industries) akan mengirimkan 20 pesawat TF-X Block 10 ke Angkatan Udara Turkiye pada tahun 2028. Perusahaan tersebut mengatakan pada bulan Maret 2023 bahwa harga per unit T-FX akan menjadi US$100 juta. Harga baru bisa turun jika ada pesanan dalam jumlah besar. Sementara wacana untuk tahun 2029, TAI berencana untuk memproduksi dua pesawat tempur TF-X per bulan, menghasilkan pendapatan tahunan sebesar US$2,4 miliar.
Tahun ini merupakan peringatan 100 tahun berdirinya Republik Turkiye, dan penerbangan Kaan tentu akan menjadi kado istimewa dalam perayaan tersebut. Menarik untuk diikuti, bagaimana Turkiye akan menyelesaikan masalah pendanaan untuk T-FX.
Komentar Pedas