Dalam video tersebut, tampak beberapa ibu-ibu penumpang yang terdengar berisik dan ramai saat perjalanan, sehingga petugas KAI meminta mereka untuk tidak bersuara keras.

Insiden ini bermula saat kereta api berangkat dari Stasiun Surabaya. 

Beberapa penumpang wanita, terutama ibu-ibu, terdengar ramai berbicara dan bercanda dengan suara yang cukup keras. Hal ini mengganggu penumpang lain yang ingin menikmati perjalanan dengan tenang.

Salah seorang petugas KAI kemudian mendatangi kelompok ibu-ibu tersebut dan meminta mereka untuk mengurangi volume suara. Namun, bukannya mematuhi, beberapa ibu-ibu justru bersikap defensif dan tidak mau diatur. 

Perdebatan pun terjadi, hingga akhirnya petugas harus melibatkan petugas keamanan untuk menenangkan situasi. Insiden ini kemudian menjadi viral dan menuai pro-kontra di media sosial. 

Sebagian netizen mendukung tindakan petugas KAI yang berusaha menjaga ketertiban dan kenyamanan penumpang lain. Namun, ada juga yang membela ibu-ibu penumpang, dengan alasan bahwa mereka seharusnya bebas berekspresi selama perjalanan.

Menanggapi hal ini, pihak KAI mengeluarkan pernyataan bahwa mereka memang memiliki aturan terkait kebisingan di dalam kereta, demi kenyamanan seluruh penumpang. Penumpang dilarang berteriak, berbicara dengan suara keras, atau melakukan aktivitas yang menimbulkan keributan. Petugas berhak untuk menegur dan meminta penumpang mematuhi aturan tersebut.

Insiden ini mengingatkan kita akan pentingnya saling menghormati dan menjaga ketertiban bersama saat menggunakan transportasi umum. Sebagai penumpang, kita perlu menyadari bahwa tindakan kita dapat berdampak pada orang lain di sekitar kita.