Siswi tersebut diketahui merupakan kelas 2 Madrasah Ibtidaiyah (MI) Maddakko, Desa Barania, Kecamatan Sinjai Barat, Kabupaten Sinjai, Sulawesi Selatan, bernama Nuraeni (9) dan adiknya bernama Akbar (3).

MI merupakan sekolah formal setingkat SD dengan kurikulum fokus pada agama dan lazimnya berada di bawah Kemenag.

Mereka hanya hidup bersama ayahnya bernama, Sanu, yang sehari-hari bekerja sebagai petani.

"Kemenag siapkan beasiswa sampai tamat MI kepada yang bersangkutan," kata Humas Kemenag Sulsel, Mawardi, Jumat (22/3).

Selain memberikan bantuan beasiswa bagi keberlanjutan pendidikan, Nuraeni, kata Mawardi pihaknya juga menyerahkan infak ke pihak keluarga Nuraeni.

"Tadi juga kami serahkan infak dari UPZ Kemenag Sinjai," ujarnya.

Nuraeni setiap hari menggendong adiknya ke sekolah dari rumah yang berjarak sekitar 200 meter. Dia disebut tidak pernah mengeluh dan adiknya pun selalu memintanya ikut ke sekolah.

Wali kelas 2 SD Madrasah Ibtidaiyah Maddakko, Nurhidaya, mengakui Nuraeni setiap hari membawa adiknya ke sekolah sejak ibu mereka meninggal enam bulan lalu. Pihaknya juga sudah menyiapkan tempat duduk untuk adiknya.

"Nuraeni jarang ke sekolah sejak ibunya sakit dan merawatnya di rumah. Sewaktu ibunya masih hidup, Nuraeni lah yang merawat ibu beserta adiknya," kata Nurhidaya, Jumat (22/3).

Sementara Kepala Desa Barania, Firman Maddolangeng menuturkan bahwa Nuraeni dan Akbar hanya hidup bersama ayahnya. Mereka masuk keluarga kategori tidak mampu.

"Keluarganya masuk kategori kurang mampu jadi pemerintah desa beri bantuan termasuk bedah rumah dan BLT," kata Firman.

Semenjak ibunya meninggal dunia, kata Firman banyak keluarga yang ingin mengasuh Akbar. Tapi, dia tidak mau lepas dari kakak perempuannya.

"Memang Nuraeni dengan Akbar sulit terpisahkan, walaupun sang adik diasuh oleh neneknya," ujarnya.

Usai video Nuraeni menggendong adiknya saat belajar viral di media sosial, bantuan pun mengalir karena banyak yang bersimpati atas perjuangan siswi tersebut.