Hak itu dipastikan kepala sekolah setempat, Sukardi. Ia memastikan situasi sekolah sempat tidak kondusif hanya saat detik-detik siswi melahirkan pada Kamis sore. "Itupun yang ramai hanya siswa di satu kelas itu saja," ujar dia pada Jumat (1/12/2023). Setelah itu ujian berjalan seperti biasa. Hanya saja ruangan kelas yang menjadi tempat siswi melahirkan tidak digunakan.

Alasannya karena upaya pembersihan bercak darah di lantai yang sudah dilakukan masih belum optimal.

Sehingga pihak sekolah memilih menggunakan ruangan kelas lain agar ujian berjalan kondusif. "Ujian saat ini merupakan penilaian akhir semester untuk menentukan nilai siswa baik atau tidak atau bisa menentukan kenaikan kelas nanti, jadi ujian tetap berjalan," terangnya.

Ia mengatakan kejadian tersebut menjadi bahan evaluasi dan ke depannya, pihak sekolah akan bekerjasama dengan tim medis di Sampang untuk rutin melakukan pengecekan.

"Untuk kerjasamanya berupa pengecekan kondisi siswa, misalkan setiap 3 bulan sekali, mengantisipasi terjadinya peristiwa serupa," pungkasnya.

Siswi tersebut diketahui hamil dan melahirkan saat guru penjaga ujian mendengar suara bayi menangis. Saat dicek, siswi yang sedang mengerjakan ujian tersebut sedang menggendong bayi yang baru ia lahirkan dengan kondisi darah bercucuran di lantai.