Bapak Pluralisme RI: Gusdur, Ternyata Keturunan China Tulen Lho Gan
Pada hari Sabtu, 10 Februari 2024 ini masyarakat Tionghoa di seluruh dunia merayakan Imlek tahun baru China yang begitupun di Indonesia. Ada wacana terbaru dari media nasional nih gansist, yang memberitahu kalau sosok panutan warga Nahdliyyin ini ternyata keturunan China tulen lho.
Hampir semua orang Indonesia saat ini mungkin sangat mengenal almarhum Gusdur, bapak presiden pengganti presiden terdahulunya yaitu presiden ketiga Republik Indonesia BJ Habibie ya gansist.
Walaupun sosok yang oleh sebagian orang menurut mereka penuh kontroversial namun beliau juga dikenal sebagai bapak pluralisme Indonesia.
Pada hari Sabtu, 10 Februari 2024 ini masyarakat Tionghoa di seluruh dunia merayakan Imlek tahun baru China yang begitupun di Indonesia. Ada wacana terbaru dari media nasional nih gansist, yang memberitahu kalau sosok panutan warga Nahdliyyin ini ternyata keturunan China tulen lho.
"Saya ini China tulen, sebenarnya. Tapi, ya sudah nyampurlah dengan Arab dan India. Nenek moyang saya orang Tionghoa asli," ungkapnya, dalam talkshow bertajuk "Living in Harmony the Chinese Heritage in Indonesia" di Mal Ciputra, Jalan S Parman, Jakarta, pada Rabu malam (30/1/2008), melansir laman nu.or.id, Jumat (9/2/2024).
Abdurrahman Wahid atau yang akrab dipanggil Gus Dur, merupakan salah satu tokoh penting dalam sejarah Indonesia. Selain dikenal sebagai mantan Presiden RI ke-4, Gus Dur juga memiliki hubungan khusus dengan China. Hal ini terungkap dalam sebuah pernyataannya pada suatu acara di mana ia mengungkapkan bahwa salah satu nenek moyangnya adalah migran China bermarga Tan yang datang ke Indonesia sekitar 500 tahun lalu.
Pernyataan Gus Dur ini mengejutkan banyak orang, terutama di kalangan keluarganya sendiri. Pasalnya, tidak ada catatan silsilah yang menyatakan bahwa salah satu nenek moyang Gus Dur memiliki darah China. Namun, Gus Dur dengan santainya menjawab kehebohan ini dengan humor. Dia berkata, "Biarin saja, yang penting para pengusaha itu senang. Kalau penasaran, cari saja moyang saya 500 tahun yang lalu, kalau ketemu... hahaha."
Meskipun tidak ada bukti konkrit yang mendukung klaim keturunan China Gus Dur, keberadaan hubungan ini telah memberikan dampak positif terhadap kebebasan yang dirasakan oleh etnis Tionghoa di Indonesia. Dalam banyak kesempatan, Gus Dur telah membela hak-hak minoritas, termasuk etnis Tionghoa, untuk berpraktik dan merayakan budaya mereka sendiri, termasuk merayakan tahun baru China atau Imlek.
Gus Dur juga memiliki putri yang bernama Yenny Wahid, yang merupakan sinolog atau ahli China lulusan Universitas Indonesia. Keterlibatan Yenny dalam studi tentang China menunjukkan minat Gus Dur dan keluarganya dalam memahami dan menjalin hubungan dengan negara tersebut.
Hubungan khusus antara Gus Dur dan China tidak hanya memengaruhi etnis Tionghoa di Indonesia, tetapi juga hubungan diplomasi antara Indonesia dan China. Selama masa pemerintahannya, Gus Dur menjalin hubungan yang baik dengan pemerintah China dan mengadakan kunjungan kenegaraan yang berarti antara kedua negara.
Meskipun ada keraguan mengenai keabsahan klaim keturunan China Gus Dur, tak bisa dipungkiri bahwa pernyataan ini telah meningkatkan hubungan antara Indonesia dan China serta memberikan kebebasan yang lebih besar bagi etnis Tionghoa di Indonesia. Gus Dur adalah sosok yang mampu menghubungkan perbedaan budaya dan mendorong toleransi di negara ini.
Sangat inspiratif pemberitaan terbaru dari media tentang sosok beliau dan silsilah masa lalunya, dijelaskan pula kalau Gusdur ini keturunan dari putri Campa yang lahir di Tiongkok yang kemudian menjadi selir dari raja Majapahit Brawijaya V.
Dari pernikahan ini putri Campa mempunyai 2 orang anak, anak pertamanya yang bernama Tan Eng Hian kemudian mendirikan kerajaan bernama kerajaan Demak dan mengganti namanya menjadi Raden Fatah.
"Dari sana keturunannya!" Ungkap beliau.
Komentar Pedas