Diketahui, dalam postingan akun Instagram @merapi_uncover bernarasi gerombolan monyet gunung turun karena efek suhu panas di lereng Merapi.

"kethek (monyet gunung) berkeliaran disekitar sungai boyong (dusun rejodani Ngaglik dan sekitarnya) diperkirakan efek suhu panas dan kurangnya makanan di habitat aslinya," tulis keterangan foto dalam postingan tersebut, Minggu (5/5/2024).

"sampai siang ini sudah ditemukan sebanyak 3 ekor berukuran besar," lanjut tulisannya.

Saat dimintai konfirmasi soal kabar tersebut, Kepala Seksi Pengelolaan Taman Nasional (SPTN) Wilayah II TNGM, Akhmadi mengatakan, berdasarkan lokasi dalam narasi foto, ia menduga kawanan monyet itu bukan berasal dari Gunung Merapi. 

Dia menduga sebagai monyet yang lepas karena gerombolan terlihat tidak banyak.

"Bisa jadi itu kelompok MEP (monyet ekor panjang) di luar kawasan, atau MEP lepas karena disebut hanya tiga ekor. Kalau kelompok alami MEP (karakternya) tidak demikian," jelasnya saat dihubungi melalui sambungan telepon, Minggu (5/5/2024).

Akhmadi mengungkapkan kawanan monyet ekor panjang tak hanya di kawasan Gunung Merapi.

"Perlu diketahui juga kelompok MEP juga ada yang di luar kawasan (Merapi), di perengan sungai. Dan ini lokasi informasi awal di Rejodani, Ngaglik, ini sangat jauh dari kawasan," ujarnya.

Meski demikian, pihaknya tetap mendalami kabar di media sosial itu. Hal ini untuk memastikan dari masa asal kawanan monyet tersebut.

"Tapi ini Rejodani, jauh sekali dari wilayah Merapi sampai lebih dari 10 kilometer. Apa mungkin Macaca (monyet) sampai ke bawah, kecuali ada kelompok yang memang sudah ada di bawah," ujarnya.

Dia juga memastikan bahwa makanan di kawasan hutan Merapi masih sangat aman sehingga tidak menyebabkan monyet di kawasan tersebut keluar dari habitatnya.

"(Makanan) Menurut kami masih aman," imbuhnya.