Tidak hanya itu, Rospita juga mengalami patah tulang di pangkal paha, baik di sebelah kiri maupun kanan. Kondisi Rospita yang semakin melemah membuat dokter memberikan pilihan untuk melakukan operasi pengambilan cairan di kepalanya. Namun, mengingat kondisi Rospita yang sudah sangat tua dan lemah, dokter lain menyarankan untuk tidak melakukan operasi besar tersebut. 

Deswita menjelaskan bahwa kondisi Rospita saat itu sangat lemah dan operasi besar dianggap berisiko tinggi.  Mereka akhirnya memutuskan untuk melakukan pengobatan dengan obat-obatan. Namun, kondisi kesehatan Rospita terus menurun.  Deswita mengungkapkan bahwa mereka sudah berusaha semaksimal mungkin untuk merawat Rospita, namun penyakit yang dideritanya terus menggerogoti tubuhnya. 

Rospita, ibunda Ferry Maryadi, telah berjuang melawan penyakitnya selama beberapa tahun terakhir. Meskipun keluarga telah berusaha semaksimal mungkin untuk merawatnya, kondisi kesehatan Rospita terus menurun. Deswita Maharani, istri Ferry, mengungkapkan bahwa penyakit yang diderita Rospita bermula dari kecelakaan jatuh yang mengakibatkan pendarahan otak. 

Benturan keras saat jatuh menyebabkan pendarahan di otak Rospita, yang cukup parah. Selain itu, Rospita juga mengalami patah tulang di pangkal paha. Dokter memberikan pilihan untuk melakukan operasi pengambilan cairan di kepala, namun mengingat kondisi Rospita yang sudah sangat tua dan lemah, dokter lain menyarankan untuk tidak melakukan operasi besar tersebut. 

Keluarga akhirnya memutuskan untuk melakukan pengobatan dengan obat-obatan, namun kondisi kesehatan Rospita terus menurun. Deswita mengungkapkan bahwa mereka sudah berusaha semaksimal mungkin untuk merawat Rospita, namun penyakit yang dideritanya terus menggerogoti tubuhnya. 

Perjuangan Rospita melawan penyakitnya akhirnya berakhir dengan kepergiannya di usia 79 tahun. Ferry Maryadi dan keluarga tengah berduka atas kepergian ibunda tercinta. Deswita Maharani mengungkapkan bahwa Rospita telah menderita penyakit sejak beberapa tahun lalu, yang bermula dari kecelakaan jatuh yang mengakibatkan pendarahan otak. 

Benturan keras saat jatuh menyebabkan pendarahan di otak Rospita, yang cukup parah. Selain itu, Rospita juga mengalami patah tulang di pangkal paha. Dokter memberikan pilihan untuk melakukan operasi pengambilan cairan di kepala, namun mengingat kondisi Rospita yang sudah sangat tua dan lemah, dokter lain menyarankan untuk tidak melakukan operasi besar tersebut. 

Keluarga akhirnya memutuskan untuk melakukan pengobatan dengan obat-obatan, namun kondisi kesehatan Rospita terus menurun. Deswita mengungkapkan bahwa mereka sudah berusaha semaksimal mungkin untuk merawat Rospita, namun penyakit yang dideritanya terus menggerogoti tubuhnya.