Yaitu antara Saka Tatal, mantan terpidana kasus pembunuhan Vina dan Eki di Cirebon dengan Iptu Rudiana. Diberitakan Saka Tatal sudah menjalani ritual sumpah pocong sebagai upaya untuk membuktikan ketidakterlibatannya dalam kasus tersebut. Ritual ini dilaksanakan di Padepokan Agung Amparan Jati, Desa Lurah, Kecamatan Plumbon, Kabupaten Cirebon, pada Jumat (9/8).

Namun, dalam pelaksanaan ritual tersebut, Iptu Rudiana, yang diundang untuk ikut serta, tidak hadir. Iptu Rudiana seharusnya juga melakukan sumpah pocong bersama Saka Tatal untuk memperkuat pembuktian bahwa keduanya tidak terlibat dalam kasus pembunuhan yang menimpa Vina dan Eki di tahun 2016 lalu. Meskipun perlengkapan ritual sumpah pocong disediakan untuk keduanya, namun pada akhirnya hanya Saka Tatal yang hadir.

Dalam ritual sumpah pocong ini, Saka Tatal selain menyebut jika dirinya bukanlah pelaku yang bersalah melakukan pembunuh. Dia juga ikut menyinggung dalam sumpahnya, kalau 7 terpidana lainnya, pun tidak terlibat akan kematian 2 remaja Vina dan Eki. Itu semua melainkan merupakan akibat salah tangkap dari pihak kepolisian.

"Demi Allah, saya dan ketujuh terpidana adalah korban salah tangkap. Dan saat dipenjara, kami disetrum, diberi air kencing dan direkayasa oleh Iptu Rudiana!"

Kuasa hukum Saka Tatal, Farhat Abbas, mengungkapkan kekecewaannya terhadap ketidakhadiran Iptu Rudiana dalam ritual tersebut. Meski demikian, Saka Tatal tetap melaksanakan sumpah pocong dengan harapan dapat meyakinkan publik akan ketidakbersalahannya dalam kasus yang menjeratnya.

Sedangkan tanggapan dari pihak iptu Rudiana yang tidak ikut proses tersebut, melalui kuasa hukumnya, Pitra Romadoni. Dia menjelaskan, jika tindakan itu musrik dan tidak dibenarkan. selain itu, sumpah pocong bukanlah sesuatu yang ada di KUHAP karena sumpah yang sah hanya ada di persidangan.

Ritual sumpah pocong yang dilakukan Saka Tatal ini pun menuai tanggapan dari Majelis Ulama Indonesia (MUI) Jawa Barat, yang menyatakan bahwa agama Islam tidak mengenal ritual tersebut sebagai bagian dari ajaran.

Meski demikian, Saka Tatal tetap memilih untuk menjalani ritual tersebut sebagai salah satu upaya untuk membersihkan namanya dari tuduhan yang menghantui selama ini.