Hal itu dibenarkan Camat Purwasari, Muhana. Ia menerangkan kejadian itu berlangsung Jumat (21/7/23) malam sekira pukul 22.00 WIB.

"Kegiatan MPLS itu diselenggarakan Jumat malam oleh pihak sekolah. Semula berlangsung tertib sesuai arahan para guru. Namun mendadak ada seorang murid menjerit histeris dan bicara tidak karuan di salah satu ruang kelas," ujar Muhana saat dihubungi detikJabar, Sabtu (22/7/2023).

Situasi itu semakin parah kala puluhan siswa lain 'tertular' kesurupan. Pihak sekolah pun sampai memanggil orang tua siswa.

"Awalnya seorang, tapi nular, sampai 25 orang, jadi nggak karuan menjerit tertawa di hadapan orang tua mereka, karena (orang tua) dipanggil pihak sekolah juga kan waktu itu," kata dia.

Situasi berangsur pulih saat pihak sekolah mendatangkan ustaz untuk mengatasi situasi tersebut. Beberapa siswa pun dibawa pulang.

"Udah aman Alhamdulillah, pas pihak sekolah manggil ustaz, situasi mulai normal, ada beberapa siswa yang kesurupan yang dibawa pulang orang tua, dengan pendampingan," imbuhnya.

Sementara mengenai acara MPLS, Muhana menuturkan pihak sekolah tetap melanjutkan acara hingga selesai sampai dengan Sabtu (22/7) siang, namun dengan jadwal kegiatan yang dikurangi.

"Jadi semalam kemahnya tetap lanjut, hanya ada acara-acara dihentikan, kalau MPLS itu tetap lanjut sampe siang tadi," pungkasnya.

Muhana menyatakan, pihak sekolah telah berupaya menolong siswa yang kesurupan. Namun karena jumlah terus bertambah, pihak sekolah kewalahan. 

Akhirnya pihak sekolah mengambil inisiatif memanggil ustad di dekat sekolah. Saat ustaz datang dan menangani siswa yang kesurupan situasi sempat menegangkan karena siswa tersebut mengamuk.  

"Tapi secara bertahap para siswa sudah bisa disembuhkan dari kesurupan. Pihak sekolah langsung memulangkan mereka ke rumah masing- masing," ujar Muhana.

Camat Purwasari menuturkan, setelah kejadian tersebut pihak sekolah tetap melanjutkan kegiatan MPLS. Namun dibatasi agar kegiatan tidak berisik.