India Ketar ketir Virus Nipah Mewabah Lagi Kemenkes RI Perketat Surveilans
Kementerian Kesehatan RI memastikan Indonesia belum mengidentifikasi kasus virus Nipah, seperti yang tengah mewabah di Kerala, India. Meski begitu, pihaknya dipastikan terus melakukan surveilans dan pengawasan di pintu masuk.
Sebagai catatan, virus Nipah disebut mematikan lantaran angka kematian bisa mencapai 75 persen. Di awal wabah Kerala, India, 21 dari 23 orang meninggal dunia. Kebanyakan pasien telanjur mengeluhkan gejala berat yakni peradangan di otak hingga berujung koma, pasien kemudian tidak bisa selamat.
"Belum ada kasus virus Nipah," tegas Kepala Biro Komunikasi dan Pelayanan Publik Kementerian Kesehatan RI dr Siti Nadia Tarmizi, saat dihubungi detikcom, Kamis (14/9/2023).
Terpisah, ahli epidemiologi Dicky Budiman dari Universitas Griffith Australia meminta agar konsep karantina bagi pendatang terus diberlakukan. Belajar dari kasus pandemi COVID-19, pemerintah harus bersiap dengan kemungkinan munculnya pandemi, hingga epidemi yang diprediksi 'bangkit' dalam lima tahun ke depan.
"Apakah kita harus menutup penerbangan? Iya tidak, tapi dalam kondisi aman sekalipun seperti saat ini pasca pandemi penguatan pintu masuk negara itu tetap harus dijaga," beber Dicky saat dihubungi Kamis (14/9).
"Kalau ada sensor kita menunjukkan dengan demam kita harus tetap verifikasi dia ada gejala lain nggak di tubuhnya, dari negara yang sedang mengalami wabah apa? KKP harus selalu update," sambungnya.
Kewaspadaan ini disebutnya perlu dilakukan secara umum, melihat potensi masuknya virus apapun.
"Kita harus punya mekanisme isolasi karantina yang itu, harus selalu dijaga ya," pungkasnya.
India saat ini melaporkan dua orang meninggal dunia, ada lebih dari 800 orang tengah berada di bawah pengawasan pemerintah untuk melihat kemungkinan sejauh mana penyebaran virus. Belakangan, tiga kasus baru ditemukan dan ketiganya tengah dirawat secara intensif di RS.
Komentar Pedas