Salah satu pemicu kemarahan publik adalah unggahan Erina di akun Instagram pribadinya, di mana ia memamerkan pembelian roti seharga Rp400.000 dan stroller bernilai puluhan juta rupiah. Hal ini dianggap tidak sensitif, terutama saat terjadi demonstrasi penolakan revisi Undang-Undang Pemilihan Kepala Daerah (RUU Pilkada) di Dewan Perwakilan Rakyat (DPR). Warganet pun tidak segan-segan mengecam tindakan Erina tersebut, dengan komentar seperti "Mas Kaesang: Mahal banget roti Rp400 ribu."

Desakan untuk mencabut beasiswa Erina Gudono semakin meluas dengan beredarnya template email di platform X, yang memudahkan pengguna untuk menyampaikan protes langsung kepada pihak University of Pennsylvania. Dalam email tersebut, universitas diminta untuk mempertimbangkan kembali keputusan penerimaan dan pemberian beasiswa kepada menantu Presiden Joko Widodo (Jokowi) tersebut, dengan mempertimbangkan latar belakang keluarga dan afiliasi politiknya yang dinilai kontroversial.

Inti dari surat yang beredar itu menyatakan keprihatinan atas penerimaan Erina Gudono ke dalam program Master of Science di School of Social Policy and Practice (SP2) di University of Pennsylvania. Dikemukakan bahwa keluarga Erina Gudono memiliki hubungan historis dengan rezim di Indonesia yang dikenal dengan pemerintahan otoritariannya, yang secara signifikan berdampak pada berbagai segmen masyarakat, terutama mereka yang kurang beruntung.

Mengingat iklim politik di Indonesia saat ini yang sedang mengalami perubahan besar, penerimaan seseorang dengan latar belakang seperti itu ke dalam program yang didedikasikan untuk keadilan sosial dan kebijakan publik dianggap membutuhkan pertimbangan yang bijaksana.

Surat tersebut juga menyampaikan keprihatinan bahwa afiliasi Erina Gudono dapat merefleksikan komitmen universitas terhadap prinsip-prinsip keadilan, kesetaraan, dan tanggung jawab sosial. Oleh karena itu, pihak pengirim surat secara hormat meminta universitas untuk meninjau kembali keputusan mengenai penerimaan dan beasiswa Erina Gudono, dengan semangat untuk memastikan bahwa universitas terus menjunjung tinggi nilai-nilai yang dihormati.

Seperti diketahui, Erina Gudono baru memulai kuliahnya pada akhir Agustus 2024 di program Master of Science di School of Social Policy and Practice (SP2) dengan beasiswa parsial. Isu ini telah menjadi sorotan publik dan memicu reaksi yang luas, terutama dari kalangan netizen di Indonesia yang mendesak University of Pennsylvania untuk mempertimbangkan kembali keputusan pemberian beasiswa kepada Erina Gudono.