Kata Opie, selama ini dirinya mendirikan sebuah pesantren yang tak membebankan biaya untuk para santrinya. Oleh karena itu, Opie membutuhkan penghasilan tetap untuk menghidupi pesantren yang terletak di kawasan Cimande, Bogor, tersebut.

"Kalau gue tembus, kan, gue punya gaji. Kan lumayan beli beras 20 hingga 30 karung. Enggak usah minta lagi sama orang," ungkap Opie di Pengadilan Negeri Jakarta Timur, belum lama ini.

Opie mengatakan bahwa dirinya tak ingin terus-terusan mengandalkan bantuan dari orang lain untuk memenuhi kebutuhan operasional pesantren itu. Meski demikian, ia tak memungkiri bila penghasilannya dari syuting memang tak bisa memenuhi kebutuhan operasional pesantren.

"Lama-lama kan orang bosan. Ini anak yatim atau gue yang telan (uangnya). Salah satunya itu, gue malu (minta-minta) . Duit syuting ketemu, sih, cuma kan buat di rumah," ujar Opie.

"Umpamanya, kan, kalau dapat Rp 5 juta, ya, cuma nyampe di tangan gue, sampai ke dia bures deh, gue kadang-kadang (dapur) berasap aja enggak bisa," tambahnya.

Sejumlah persiapan juga Opie lakukan untuk bisa maju di proses pemilihan legislatif nanti. Salah satunya dengan mengajukan permohonan persamaan nama.

"Kalau orang tahu gue di layar Opie Kumis. Dari M Lutfi jadi (Opie Kumis). Persamaan nama, yang nama dua orang, M Lutfi dan Opie Kumis milik satu orang. Harus diurus di pengadilan," tutur Opie.

Lebih lanjut, Opie memang tak segan untuk terjun ke politik. Apalagi selama ini dirinya memang sangat suka bertemu dan berkomunikasi dengan orang yang dikenal maupun yang belum dia kenal.