Pendeta Gilbert Lumoindong Kembali Dilaporkan ke Polisi Usai Diduga Menistakan Agama Islam
Video viral ceramah Pendeta Gilbert Lumoindong yang diduga menyinggung umat Islam kembali dilaporkan ke polisi.
Laporan tersebut dilayangkan organisasi Kongres Pemuda Indonesia (KPI) DKI Jakarta, Sabtu (20/4/2024) ke Polda Metro Jaya, terkait dugaan penistaan agama.
Presiden KPI Pitra Romadoni Nasution dalam keterangannya mengatakan pihaknya melaporkan Pendeta Gilbert seusai memperhatikan situasi media sosial atau medsos.
"Situasi media sosial yang mulai tidak kondusif akibat candaan GL tersebut dan melukai perasaan umat Islam, untuk itu KPI DKI Jakarta mengambil sikap membuat laporan polisi (LP)," katanya.
Pitra menilai laporan tersebut memiliki tujuan agar mengurangi tensi dan keresahan masyarakat. Dia mengatakan permasalahan tersebut sudah diserahkan kepada pihak berwajib agar diproses hukum.

Menurut dia, candaan tersebut sebagian memberi dampak negatif terhadap umat Islam karena merasa tersinggung. "KPI berharap agar masyarakat tetap tenang terkait video ceramah GL tersebut, karena sudah diserahkan dan dipercayakan penanganan kasusnya kepada Kepolisian Republik Indonesia dalam hal ini Polda Metro Jaya untuk ditindaklanjuti," tukasnya.
Adapun laporan itu dilayangkan Ketua KPI DKI Jakarta Sapto Wibowo Sutanto dengan Nomor LP/B/2110/IV/2024/SPKT/POLDA METRO JAYA.
Sebelumnya, kasus Pendeta Gilbert Lumoindong belum tuntas meski ia terang-terangan minta maaf seusai ceramahnya viral di media sosial, diduga menyinggung umat Islam.
Polda Metro Jaya membenarkan bahwa pihaknya menerima kasus Pendeta Gilbert atas laporan dugaan penistaan agama. Kabid Humas Polda Metro Jaya, Kombes Pol Ade Ary Syam mengatakan laporan tersebut diterima, Selasa (16/4/2024).

"Benar, laporan diterima tanggal 16 April 2024 tentang dugaan penistaan agama," kata Ade Ary, Rabu (17/4/2024). Menurut dia, kasus dugaan penistaan agama yang menyeret Pendeta Gilbert ditangani langsung Subdit Kamneg Ditreskrimum Polda Metro Jaya.
"Ditangani Subdit Kamneg," jelasnya. Sosok pendeta Gilbert Lumoindong tengah jadi sorotan usai video ceramahnya yang bikin gaduh media sosial.
Kegaduhan ini karena Gilbert diduga menyinggung keyakinan umat Islam. Kasus dugaan penistaan agama yang dilakukan Pendeta Gilbert, berawal ceramahnya yang diduga menyingung zakat umat Muslim sebanyak 2,5 persen.
“Gue 10 persen!” ujar Gilbert yang dilihat melalui unggahan akun Instagram @daulatrakyat.official Selasa, 16 April 2024. Selain itu, Pendeta Gilbert juga menyinggung persoalan wudhu yang dilakukan umat Muslim sebelum melaksanakan shalat. Menurutnya, pelaksanaan shalat amat sulit dibanding ibadah dalam keyakinannya.

Tak hanya menyinggung soal wudhu, Pendeta Gilbert juga menyebut gerakan shalat yang dilakukan umat muslim membuat lelah. Berbeda dengan ibadah yang dijalankan umat Kristiani yang tak menguras banyak tenaga lantaran hanya berdiri bernyanyi dan bertepuk tangan.
Atas dugaan penistaan agama tersebut memantik sorotan dan kecaman publik, hingga pendeta Gilbert Lumoindong pun menyampaikan permintaan maaf kepada seluruh masyarakat Indonesia atas ceramahnya. Dia tak manafikan ceramahnya memantik kegaduhan terkait shalat dan zakat dalam Islam.
Permohonan maaf juga ia sampaikan langsung ke Wakil Presiden RI ke-10 dan 12, Jusuf Kalla alias JK di kediamannya daerah Darmawangsa, Jakarta Selatan pada Senin (15/4/2024). Pendeta Gilbert sengaja menemui JK untuk mengklarifikasi videonya yang viral.
"Saya didatangi dan berjumpa dengan Pendeta Gilbert dan juga teman-temannya. Saya ditemani oleh Profesor Kamaruddin dan Profesor Imam, Sekjen Dewan Masjid Indonesia (DMI). Tadi kami dijelaskan oleh Pak Pendeta tentang video yang beredar, yang menimbulkan tentu banyak pihak terkejut,” kata JK.

Atas video yang memantik kegaduhan publik, Pendeta Gilbert berdalih tak ada niatan untuk mengolok-olok atau menghina umat Islam.
"Pertama-tama, dengan segala kerendahan hati saya meminta maaf karena kegaduhan yang ada, karena sebetulnya kita lagi sibuk setelah Pilpres, mau menyambut Pilkada, dan baru saja merayakan Idul Fitri, hari raya yang baik. Dan umat Kristen baru saja merayakan kebangkitan Kristus menyambut kenaikan ke sorga, saya pikir ini suasana yang seharusnya baik,” jelas Gilbert.
“Sekali lagi, saya meminta maaf atas segala kegaduhan. Beberapa catatan yang perlu saya garis bawahi yang pertama pasti tidak ada niat saya untuk mengolok-olok apalagi menghina, sama sekali tidak," tambahnya.
Komentar Pedas