Pihak keluarga juga meminta agar video kejadian yang viral itu tidak disebarkan lagi. Jika masih tersebar, polisi akan mengenakan pasal UU ITE.

Untuk diketahui, seorang bocah perempuan berusia 7 tahun menjadi korban pelecehan ketika berwudhu di area sebuah masjid.

Belakangan diketahui pelakunya, SN (60), merupakan orang dengan gangguan jiwa (ODGJ). Oleh karena itu, pihak keluarga korban memutuskan tidak menuntut pelaku.

"Keluarga korban tidak menuntut secara hukum dikarenakan kondisi pelaku yang merupakan orang dalam gangguan kejiwaan (ODGJ)," ungkap Kapolsek Muntok AKP Baskara Githea Erlangga, Senin (5/2/2024).

Kesepakatan damai itu dilakukan pada Kamis (25/1/2024). Selain keluarga korban dan pelaku, perangkat desa dan kelurahan hingga pemerintah daerah turut menjadi saksi.

Pihak keluarga juga meminta kepada masyarakat untuk tidak membagikan video yang sempat tersebar itu. Mereka juga meminta kepada keluarga pelaku untuk membawa SN berobat ke rumah sakit.

"Bhabinkamtibmas sudah menyampaikan problem solving, sebelum dilakukan Restorative Justice. Jadi sudah menerima antara kedua belah pihak, dan solusinya adalah dari pihak keluarga korban meminta video itu tidak diupload kembali," ujar Baskara.

Jika masih ada pihak yang sengaja menyebarkan video itu, lanjut dia, maka polisi akan menindak tegas pengunggah dan penyebarnya dengan UU Informasi dan Transaksi Elektronik (ITE).

"Pasal sudah jelas di situ, bisa dikenakan UU ITE. Saya minta sebelum di-share, dilihat lihat dulu. Jika nanti kita temukan (video tersebut masih di share), siapapun orangnya kita akan proses," tegas Baskara.

Peristiwa pelecehan itu sendiri direkam oleh seorang saksi mata. Tampak pelaku berusaha memeluk korban dari belakang sembari memegang bagian dada korban. Sayangnya, perekam hanya mengambil gambar dan tidak berusaha menolong korban.