Sederet Hal yang Bikin Anak Doyan Main Roleplay di Medsos Menurut Psikiater

Tren roleplay di media sosial mendapat sorotan para netizen di dunia maya. Hal ini berawal dari sebuah cuplikan video di TikTok yang memperlihatkan seorang ayah yang memarahi putrinya karena melakukan roleplay di platform tersebut.



Thông tin phim


Gara-Gara Kecanduan Tik Tok, Ayah Marahi Anak karena Main Roleplay (RP)  Bersama Orang Tak Dikenal!

Usut punya usut, ternyata roleplay yang dilakukan bocah tersebut sudah tidak pantas untuk usianya dan melibatkan orang-orang yang tidak dikenal. Bahkan dalam roleplay itu si bocah juga memiliki 'anak' yang perannya dimainkan user TikTok lain.

Viral video bocah perempuan dimarahi sang ayah gegara ketahuan bermain roleplay di media sosial. Sejumlah warganet menyoroti, tak sepantasnya anak usia dini bermain permainan tersebut, apalagi berlagak layaknya orang dewasa dan berinteraksi dengan orang tak dikenal di dunia maya.

Namun ada juga yang justru bersimpati, tak seharusnya anak tersebut direkam, dipermalukan, dan disebarluaskan wajahnya ke media sosial.

Menurut psikiater dr Lahargo Kembaren, SpKJ, salah satu faktor penyebab anak bermain roleplay di media sosial adalah tidak terpenuhinya keinginan anak tersebut di dunia nyata. Misalnya berkaitan dengan kehangatan, komunikasi, atau sesimpel penghargaan dan apresiasi dari orang-orang terdekat.

Sederet Hal yang Bikin Anak 'Doyan' Main Roleplay di Medsos Menurut  Psikiater

Dalam kata lain, anak tersebut bisa mendalami peran tertentu di dunia maya, dan mendapatkan apa yang dia inginkan walaupun hanya imajinasi belaka.

"Ketika dia roleplay, ada kenyamanan, 'ternyata senang ya aku jadi peran ini'. Itu di otaknya akan keluar hormon dopamine yang bikin kenyamanan bagi dia," jelas dr Lahargo saat dihubungi detikcom, Minggu (18/6/2023).

"Dia akan merasa tenang dan nyaman sesaat, tapi ketika sudah menurun dia tidak punya cara lain lagi untuk mendapatkan ketenangan itu selain melakukan hal yang sama, sehingga terjadilah pola perilaku yang berulang-ulang," sambungnya.

Alih-alih membenarkan tindakan orang tua memarahi dan membentak anak, dr Lahargo justru meluruskan, pendampingan orang tua amat diperlukan untuk anak-anak yang bermain roleplay di dunia maya. Dengan begitu, anak tidak mencari kenyamanan dengan cara yang tidak pantas, seperti berinteraksi dengan orang asing di dunia maya.

Sederet Hal yang Bikin Anak 'Doyan' Main Roleplay di Medsos Menurut  Psikiater

Terlebih mengingat, permainan tersebut bisa menjadi wadah terjadinya kekerasan verbal dan pelecehan seksual. Dampak lanjutnya, anak bisa mengalami trauma dan gangguan kepribadian.

"Sebagai orang tua kita perlu memahami kebutuhan si anak, bukan hanya kebutuhan fisiknya tapi juga mental emosionalnya. Bagaimana bonding, kelekatan, kedekatan dengan orang tua, mendapatkan penghargaan, mendapatkan parenting style yang baik dengan orang tuanya," pungkas dr Lahargo.


Bỏ Qua Quảng Cáo

Sau 5 giây sẽ có nút "Bỏ Qua Quảng Cáo"

Đang lựa chọn dữ liệu nhanh nhất gần vùng.

Nhập mật khẩu 123 để xem!

X

Komentar Pedas