Peristiwa itu bermula saat angkutan umum JakLingko memasuki Terminal Lebak Bulus.

Para sopir JakLingko pun langsung dihadang massa yang diduga pengurus PO bus AKAP di terminal tersebut. Para pengurus PO bus AKAP tampak tidak terima dengan keberadaan JakLingko hingga terlihat memaki sopir JakLingko dengan kata-kata kasar.

Selain itu, massa berbicara dengan nada tinggi kepada petugas Dinas Perhubungan (Dishub) yang mengelola Terminal Lebak Bulus. Pengurus PO bus AKAP menuduh petugas Dishub memberikan izin kepada sopir JakLingko untuk masuk ke kawasan terminal.

"Kalau mereka masuk, berarti ada perintah. Apa main masuk-masuk saja, Bapak? Hargai kami. Saya sudah lama di sini," ucap salah satu pengurus PO bus AKAP kepada petugas Dishub dalam video itu, dilansir Antara, Jumat (13/10/2023).

Tak lama setelahnya, para sopir JakLingko memilih meninggalkan Terminal Lebak Bulus.

Kepala Terminal Lebak Bulus Iman Syafril mengungkapkan keterbatasan lahan di dalam terminal menjadi pemicu perseteruan konflik sopir angkutan umum JakLingko dengan pengurus PO bus AKAP pada Kamis (12/10).

Sejumlah sopir JakLingko saat itu dijadwalkan berkunjung ke area Terminal Lebak Bulus, Jakarta Selatan, hari ini untuk mencoba rute anyar, yakni Lebak Bulus-Blok M.

"Hari ini ada pengukuran kilometer, tarif, dan rute baru JakLingko. Titik temunya memang di Terminal Lebak Bulus, tetapi tadi disepakati supaya nggak masuk," kata Iman.

Dia mengatakan konflik antara sopir angkutan umum JakLingko dan pengurus PO AKAP dipicu karena miskomunikasi.

"Sudah disepakati untuk melintas saja dengan pihak JakLingko. Mungkin ada miskomunikasi antara atasan dan bawahan (JakLingko)," kata dia.