Timnas Jepang U17 Pulang, Tinggalkan Ruang Ganti Bersih dan Rapi
Timnas Jepang yang tampil di Piala Dunia U17 membetot perhatian warga +62. Kali ini, bukan soal aksi di tengah lapangan rumput, tetapi dari kamar ganti
Jepang tersingkir dari Piala Dunia U-17 2023. Tim muda Samurai Biru itu dikalahkan Spanyol 1-2 dalam pertandingan 16 besar di Stadion Manahan, Surakarta, Senin (20/11).
Kesedihan dan kekecewaan pun melanda pemain timnas Jepang. Kendati terluka, para pemain remaja itu meninggalkan kesan sip di stadion.
Dalam postingan @foetaki di akun X, menunjukkan timnas Jepang U-17 meninggalkan ruang ganti dengan bersih dan rapi. Di papan tulis juga terdapat ucapan terima kasih dalam Bahasa Indonesia dan dalam bahasa Jepang.
Tindakan para pemain timnas Jepang itu mengundang pujian dari warganet.
"Timnasnya dan suporternya terkenal sangat cinta dengan kebersihan, respect," tulis salah satu warganet.
Aksi bersih dan rapi timnas Jepang di ruang ganti bukan hanya sekali ini ditunjukkan. Timnas senior juga meninggalkan ruang ganti dengan rapi dan bersih, juga meninggalkan ucapan terima kasih saat tampil di Piala Dunia 2014 Brasil, 2018 Rusia, dan 2022 Qatar, serta Asian Games 2018 di Jakarta.
Selain timnas, suporter Jepang juga sering kali menarik perhatian dengan aksi bersih-bersih stadion usai mendukung timnas Jepang.
Aksi bersih-bersih itu bukan hanya ditunjukkan di negara lain. Warga Jepang sudah terbiasa bersih-bersih. Dikutip dari BBC, warga Jepang sudah dilatih untuk memiliki kesadaran soal kebersihan sejak kecil.
"Selama 12 tahun bersekolah, dari sekolah dasar hingga sekolah menengah atas, bersih-bersih adalah bagian dari jadwal rutin para pelajar," kata Maiko Awane, asisten direktur kantor perwakilan pemerintah Prefektur Hiroshima di Tokyo
"Begitu pula di rumah, orang tua mengajar kami bahwa kami harus menjaga barang-barang dan ruang kami tetap bersih," ujarnya.
Selain itu, ada kebersihan di Jepang memiliki makna mendalam bagi warganya. Kebersihan adalah bagian utama dari ajaran Buddha yang tiba dari China dan Korea antara abad ke-6 dan ke-8. Ya, ajaran Buddha versi Zen, yang datang ke Jepang dari China pada abad ke-12 dan ke-13, menganggap berbenah dan memasak sebagai latihan spiritual yang sama pentingnya dengan bermeditasi.
"Dalam ajaran Zen, semua kegiatan rutin, seperti memasak dan bersih-bersih, harus dipandang sebagai kesempatan untuk mengamalkan Buddhisme. Membersihkan debu baik fisik maupun spiritual memainkan peranan penting dalam praktik keseharian," kata Eriko Kuwagaki dari Kuil Shinshoji di Fukuyama, Prefektur Hiroshima.
Selain itu, ada budaya oosouji bagi orang Jepang. Itu adalah kegiatan bersih-bersih pada akhir tahun atau pembersihan besar-besaran. Para anggota keluarga biasanya melakukan kegiatan ini selama satu minggu penuh untuk menyambut tahun baru. Tak hanya bertujuan membersihkan sampah, budaya ini juga dianggap sebagai ritual membersihkan nasib buruk untuk menuju awal baru yang baik.
Komentar Pedas