Viral Pelajar Jogja Ricuh, PP Muhammadiyah: Moral Spiritual Kurang Terbina
Pimpinan Pusat (PP) Muhammadiyah turut berkomentar terkait kericuhan pelajar di Jogja kemarin. PP Muhammadiyah menilai ada tiga faktor yang berpengaruh terhadap para siswa yang terlibat.
Ketum PP Muhammadiyah, Haedar Nashir menjelaskan faktor pertama yakni adanya tradisi kericuhan antarsekolah yang telah berlangsung sejak lama.
"Dan itu kadang dipicu dua hal, satu fanatisme sekolah yang tinggi, yang kedua ada faktor-faktor relasi di luar sekolah yang sering ada geng ada arena-arena konflik gitu ya yang kemudian memperoleh pemicu," jelas Haedar kepada wartawan di Jogja, Selasa (14/5/2024).
Selanjutnya, Haedar menilai dari seluruh lembaga pendidikan perlu lebih meningkatkan lagi pembinaan akhlak dan hal-hal yang bersifat spiritual. Menurutnya, hal tersebut kini sudah mulai minim di lingkungan pendidikan.
"Karena belakangan ini kan orientasi untuk pengembangan kognisi skill dan persaingan kan sangat tinggi. Sehingga aspek-aspek yang bersifat moral spiritual itu kurang terbina dengan baik," paparnya.
Faktor ketiga, lanjut Haedar, yakni faktor lingkungan. Ia bilang, lingkungan atau ekosistem sosial kini harus makin peduli pada anak muda yang sedang bertumbuh menjadi pribadi dewasa.
"Ketika mobilitas sosial orang tua makin tinggi, mungkin juga di lembaga-lembaga pendidikan dan publik itu juga semakin mengarah pada mobilitas tinggi, itu lalu mereka lupa pada perhatian pada anak muda," ujarnya.
Lebih lanjut, Haedar menjelaskan, agar kejadian ini bisa diminimalisasi hingga tak terulang lagi, maka perlu adanya langkah-langkah bersama antara pihak-pihak terkait. Ia pun akan meminta perwakilan Muhammadiyah Kota Jogja untuk turut menyiapkan langkah-langkah preventif.
"Nanti kita lihat kasusnya ke pimpinan Daerah Kota Jogja yang membawahi Majelis Dikdasmen. Kami Pusat kan tidak bisa langsung turun tangan. Supaya ada tindakan-tindakan yang bersifat preventif maupun kuratif yang lebih tersistem lagi lebih tegas lagi agal hal itu tidak terjadi," tutupnya.
Diberitakan sebelumnya, kericuhan pelajar pecah di Kota Jogja, Senin (13/5) siang. Kericuhan berawal dari konvoi kelulusan para pelajar yang berujung aksi provokasi di sekolah lain.
Polisi mengamankan sejumlah barang bukti, yakni bekas petasan, ada pula lima motor, cat semprot, sabuk dengan mata gir dan tongkat pemukul. Ada juga dua butir obat berbahaya atau pil koplo.
Komentar Pedas