Viral Tiktoker Merinding Kaget Lihat Beda Langit Jakarta dengan Jogja

Unggahan Sheena (25) soal perbedaan kondisi langit di Jakarta dengan Yogyakarta saat menumpangi pesawat viral di media sosial (medsos).



Thông tin phim


Sheena mengaku perjalanan yang ditempuhnya membuatnya merinding.

Sheena membagikan ceritanya dalam video singkat yang diunggah melalui akun TikTok pribadinya, @sheenamulan. Hingga berita ini ditayangkan, video tersebut telah ditonton oleh 1,6 juta orang dan disukai 143 ribu orang.

Sheena menempuh perjalanan dari Yogyakarta menuju Jakarta pada Jumat (11/8) lalu. Pesawat Sheena lepas landas dari Bandar Udara International Yogyakarta (YIA), Kulon Progo, sejak pukul 06.24 WIB menuju Terminal 3 Bandara Soekarno-Hatta, Cengkareng.

"Jadi ceritanya aku itu mau pulang dari Jogja ke Jakarta. karena lagi ada perjalanan dinas selama 5 hari. Memang flight-nya jam 06.25 WIB pagi. Jadi kondisi di Yogyakarta dingin banget ya," kata Sheena saat dihubungi detikcom, Selasa (15/8/2023).

Meski kondisi di Yogyakarta dingin dan berembun, Sheena mengaku takjub akan cuaca yang cerah sehingga dari atas pesawat terlihat jelas pemandangan alam Yogyakarta dari udara. Dalam unggahan video Sheena pun, tampak pegunungan, laut, hingga hutan dari dalam pesawat.

"Jadi memang iseng ngerekam dan sempat takjub juga karena Bandara YIA dekat pantai, asri juga, ada hutan, ada embun yang mana itu nggak pernah aku lihat di Jakarta," jelasnya.

Perjalanan dari Yogyakarta menuju Jakarta ditempuh dalam kurun 1 jam. Sheena pun mengaku sempat beristirahat di pertengahan jalan selama beberapa menit. Sampai akhirnya, ia terbangun dan terkejut kondisi langit yang dilihatnya berubah drastis.

Kali ini, pemandangan yang dilihatnya hanyalah permukiman warga yang tertutup oleh semacam kabut putih. Saat itu, pemandangan tidak terlihat secara luas karena langit 'keruh'.

Selang beberapa menit kemudian, Sheena pun mendengar pemberitahuan dari awak kabin bahwa saat itu pesawat telah memasuki wilayah Jakarta.

"Sempat ketiduran juga karena malamnya nggak tidur sampai pagi karena takut kesiangan ke bandara. Terus sampai Jakarta, sekitar 15 menit (sebelum take off) bangun, (kaget) ini di mana, kok putih semua? Karena sebelumnya masih biru dan di atas awan dan masih bagus," ucapnya.

"Aku tengok kiri kanan, aku sempat ngerekam dulu juga sih. Pas beberapa saat kemudian, aku lihat ada rumah-rumah dan ada pengumuman kalau udah mau arrived di Jakarta. Aku kaget banget sih karena dari situ jarak pandang kita sedikit sempit dan pendek. Dari situ aku benar-benar merinding banget sih sebenernya," sambung dia.

Selain jarak pandang yang sempit, Sheena menyebut perbedaan tampak pada warna langit Jakarta yang agak kemerahan. Padahal, kata dia, saat itu waktu masih menunjukkan pukul 07.30 WIB.

"Cuma lihat permukiman kecil aja gitu. Menurut aku kalau dilihat di video agak kemerah-merahan gitu loh (langit Jakarta) padahal di Jakarta sekitar 07.30 WIB kan. Waktu itu agak kemerahan, cokelat-cokelat gitu dan aku yakin itu sebenernya bukan kabut, karena pas keluar bandara, kerasa juga itu bukan udara dingin seperti di Jogja kan kita bisa rasain ya," terangnya.

Ketakutan Sheena terhadap kondisi langit Jakarta juga dipicu oleh menurunnya kondisi kesehatan selama beberapa hari terakhir. Bahkan, Sheena baru saja menjalani perawatan bronkopneumonia.

Sheena memang memiliki riwayat penyakit asma. Namun, dokter menyebut faktor polusi udara turut memicu penyakit bronkopneumonia yang dialaminya.

"Karena H-7 sebelum ke Jogja aku sempat sakit juga gara-gara ada bronkopneumonia yang itu bisa jadi karena polusi juga. Jadi relate gitu, oh saya selama ini sakit karena polusi di Jakarta. Ya udah benar-benar sampai ke terminal 3 aja nggak keliatan sama sekali dan emang aku langsung balik batuk-batuk lagi sih," jelasnya.

"Aku udah jadi bukti konkret ya. kebetulan aku punya asma juga, jadi lebih parah," tambah dia.

Atas hal ini, Sheena mendorong agar pemerintah memberikan atensi lebih terhadap kondisi polusi udara di Jakarta dan sekitarnya. Apabila kebijakan WFH dinilai memberatkan perusahaan, Sheena mengusulkan agar pemerintah dapat menggalakkan penggunaan transportasi umum untuk menekan gas emisi yang berasal dari mobil pribadi.

Meski begitu, Sheena menekankan upaya tersebut harus diiringi oleh peningkatan kualitas maupun penambahan akses menuju transportasi umum.

"Transportasi umum kan udah bagus di Jakarta, lebih digalakkan aja. mungkin dari segi kuantitasnya dari KRL dan sebagainya. Kalau di luar Jakarta kan kurang terintegrasi tuh antara KRL sama TransJ-nya, terminal kurang bagus dan sebagainya. Itu sebenarnya bikin orang-orang malas menggunakan transportasi umum," imbuhnya.


Bỏ Qua Quảng Cáo

Sau 5 giây sẽ có nút "Bỏ Qua Quảng Cáo"

Đang lựa chọn dữ liệu nhanh nhất gần vùng.

Nhập mật khẩu 123 để xem!

X

Komentar Pedas