Nah, ada beberapa teori dari warganet tentang tulisan di sajadah tersebut. Ada yang bilang kalo biasanya tulisan itu ada di bagian belakang sajadah, bukan di bagian depan.

Wah, menarik juga ya kalau beneran di bagian depan atau di bagian kepala sajadah. Jadi, saat kita salat, tulisan itu akan terus dipandangi. Bisa jadi gangguan juga ya kalau tiba-tiba kita baca Al-Fatihah, eh tiba-tiba ada nama caleg di sana. Langsung hilang khusyuknya.

Tapi ada juga yang bilang kalo tulisan itu mungkin ada di bagian belakang sajadah. Jadi tidak terbaca atau tidak terlihat saat shalat, karena tulisan tersebut berada di bagian bawah yang bersentuhan langsung dengan lantai.

Selain itu, ane juga baca komentar warganet yang mengusulkan agar sajadah diganti dengan buku tahlilan atau yasinan. Mereka berpikir kalo itu lebih cocok, biar bisa ngerayain doa bersama sambil lihat foto-foto calegnya. Kreatif juga ya, ide-idenya mereka.

Tapi yang menjadi pertanyaan, buku tahlilan atau yasinan biasanya juga bukan bergambar atau dipasang foto orang yang masih hidup, melainkan dipasangkan foto orang yang sudah meninggal, dimana buku tahlil dan Yasin tersebut dibuat untuk memperingati hari ke-100 atau haul GanSis.

Yang jelas, belum ada yang tahu dengan pasti bagian mana tulisan itu sebenernya ada. Ada yang bilang di bagian belakang, ada juga yang bilang di bagian depan. Kita tunggu aja informasi lebih lanjut, deh. Semoga nanti ada klarifikasi dari caleg yang bersangkutan.