Menurut pengakuan Pegi, ia dituduh sebagai pembunuh dan dinyatakan tidak memiliki hati nurani oleh para penguasa gedung. Hal ini membuatnya merasa terkepung dan dihantui oleh kesulitan tidur hingga larut malam.

Pada saat dijenguk oleh tim kuasa hukum dan keluarganya, Pegi juga mengakui bahwa ia mendapat perlakuan buruk lainnya. Salah satu kejadian yang disebutkannya adalah ketika kepalanya ditutup dengan plastik oleh orang yang diduga sebagai penyidik Polri. 

Meskipun pengalaman tersebut hanya berlangsung sesaat, namun Pegi mengungkapkan bahwa ia merasa tercekik dan berontak untuk dapat bernafas kembali.

Saat ini, Tim Kuasa Hukum Pegi Setiawan tengah mengajukan penangguhan penahanan untuk kliennya. Salah satu anggota tim, Muchtar Efendi, telah menyatakan bahwa mereka memiliki hak untuk mengajukan penangguhan penahanan tersebut. Meskipun belum dijelaskan secara rinci alasan di balik permohonan ini, pihak tim meminta agar semua pihak yang terlibat dalam kasus ini untuk menunggu jawaban resmi dari pihak berwenang.

Polda Jabar sendiri belum mau membenarkan apakah Pegi Setiawan merupakan otak dari kasus pembunuhan Vina dan Eki di Cirebon delapan tahun yang lalu. Kabid Humas Polda Jabar, Kombes Pol Jules Abraham Abast, mengatakan bahwa pihak kepolisian terus melakukan pendalaman terkait peran Pegi dalam kasus tersebut. Meskipun demikian, Pegi Setiawan telah memberikan kesaksian tentang pengalaman yang dianggapnya sebagai siksaan selama masa penahannya.

Wacana tentang ini pun sampai kepada tokoh Indonesia yang kemarin masuk ke panggung pemilu 2024 nih gansist, yaitu Muhaimin Iskandar atau Cak Imin. Partner Anies Baswedan tersebut menanggapi soal penyiksaan terhadap Pegi Setiawan dengan ungkapan itu sebagai sesuatu yang menyedihkan, (9/7) saat berada di gedung DPR RI, beliau berharap dan meminta agar Kapolri betul-betul bisa melakukan pengawasan dan penindakan atas masalah ini.