Fielding yang seorang fotografer, dan dua temannya pergi untuk mengambil foto di dekat tepi tebing. Malangnya, Fielding kehilangan pijakan di tanah yang goyah dan terjun bebas ke ngarai. Ini merupakan kejadian kesekian nyawa harus melayang hanya gara-gara ingin menjepret foto terbaik di alam demi konten yang sempurna.

Keluarganya mengatakan dalam obituari bahwa meskipun kematiannya mendadak, mereka merasa terhibur karena mengetahui bahwa dia melakukan apa yang dia sukai pada saat kecelakaan itu terjadi. "Dia sedang melakukan pemotretan bersama teman-temannya di hutan belantara Utah yang indah, tempat yang dia sukai," kata keluarganya.

Rebecca Fielding, saudara perempuan korban,mengatakan kepada dia tewas seketika setelah terjatuh sekitar 90 meter. Dia berkendara ke Utah untuk melihat tempat di mana saudara laki-lakinya terjatuh dan menyadari bahwa tebing tersebut menipu karena tanahnya terlihat kokoh, namun sebenarnya rapuh.

"Begitu banyak orang mengambil risiko, begitu banyak orang hanya menginginkan foto sempurna, pemandangan yang sempurna, namun hal itu tidak sebanding dengan nyawa siapa pun," katanya seperti dikutip NY Post, Sabtu (3/2/2024).

"Saya rasa banyak orang tidak menyadari betapa berbahayanya area tersebut, sangat mudah untuk terpeleset dan jatuh," tambahnya.

Fielding dibesarkan di Blue Springs, Missouri dan banyak yang berduka atas kematiannya. "Jonathan adalah seorang pemuda cerdas yang suka bersenang-senang dan telah mengembangkan beberapa bakat unik. Dia mempunyai impian besar dan harapan," tulis orang-orang yang dicintainya.

"Namun, yang lebih penting dari impian dan rencana masa depannya, Jonathan adalah orang yang baik. Jonathan benar-benar peduli terhadap orang lain," tambah mereka.

Fotografi alam demi konten yang indah itu sah-sah saja. Namun pelajaran penting dari sini adalah, tetap perhatikan kondisi alam dan faktor keamanan di tempat pemotretan. Faktor keamanan dan keselamatan lebih penting dari sebuah konten fotografi yang indah untuk diposting di media sosial.