Sekarang pun Suryo dikabarkan menjadi terlapor penyebar hoaks dalam unggahan tentang Pilpres 2024 khususnya mengenai saat acara debat cawapres perdana kemarin.

Melalui Bareskrim Polri, mengambil keterangan dari Kabag Penum Humas Polri Kombes Erdi Chaniago pada hari Rabu 3 Januari 2024 membenarkan adanya laporan polisi dari masyarakat atas pemilik akun X atau Twitter bernama @KRMTRoySuryo1 atas dugaan telah menyebar berita tidak benar.

Konsorsium penyelenggara debat calon wakil presiden 2024 juga memberikan tanggapannya terkait tuduhan yang disampaikan oleh Roy Suryo. Mereka membantah tuduhan tersebut dan menyebutnya sebagai fitnah.

Komisi Pemilihan Umum (KPU) juga telah membantah tudingan Roy Suryo dan menyatakan bahwa tiga mikrofon yang digunakan oleh Gibran merupakan alat bantu pendengaran, bukan mikrofon.

Dalam menjaga integritas demokrasi dan memberantas penyebaran berita bohong atau hoaks, tindakan Bareskrim Polri untuk mengusut kasus ini merupakan langkah yang tepat.

Semua pihak harus bertanggung jawab atas informasi yang disampaikan ke publik, terutama jika informasi tersebut dapat mempengaruhi opini masyarakat. Penyebaran hoaks dapat mengganggu kestabilan dan keamanan nasional, sehingga perlu ditindak secara tegas sesuai dengan hukum yang berlaku.

Seperti yang kemarin atas kejadian spanduk salah satu pasangan capres-cawapres di monumen Batam, pagi hari tertulis di media kalau tim pemenangan menyanggah hingga ditulis mungkin itu adalah intrik politik dari lawan politiknya.

Tapi di sore hari sudah ada berita kalau TKN salah satu kandidat capres melaporkan Bawaslu ke polisi gara-gara mereka telah copot paksa spanduk tersebut, kalau tidak hati-hati menyikapinya dan menuduh ini perbuatan lawan capres tersebut malah bisa-bisa yang terkena kasus hukum adalah kita sendiri bukan mereka yang pagi berbicara ini dan sorenya berbicara itu.