Sebelum melakukan sulam alis, wanita bernama Danielle Hubbard di Inggris itu tidak melakukan tes alergi lebih dulu. Pewarna dalam proses sulam alisnya, yang diduga kuat menjadi pemicu dirinya mengalami kondisi fatal tersebut.

Mulanya tidak ada keluhan setelah melakukan perawatan, sampai ketika dirinya bangun keesokan paginya, mata kiri mendadak membengkak dan wajahnya sangat merah hingga meradang.

"Saya tidak bisa melihat dengan mata saya," katanya.

"Saya kemudian melihat ke cermin dan merasa ngeri. Cermin itu tertutup rapat dan alis saya terasa kencang, berkerak, meradang, dan merah."

Setelah dibawa ke RS, dirinya diberi steroid untuk mengobati reaksi alergi di Rumah Sakit Royal Blackburn, menggunakan steroid oral selama dua minggu berikutnya saat wajahnya perlahan pulih. 

Dia kembali ke salon untuk mengeluh dan meminta pengembalian uang, tetapi ahli kecantikan di salon tersebut tidak menunjukkan penyesalan dan tidak ada permintaan maaf.

Danielle mengklaim salon tersebut mencoba membuatnya menandatangani surat pernyataan yang menyatakan bahwa dia telah menerima segala konsekuensi saat melakukan perawatan.

"Saya tidak bisa menuntut atau mengeluh karena dia tidak punya hak untuk menuntut," katanya. "Saya hanya frustrasi. Saya tidak mengerti bagaimana mereka bisa lolos dengan menyebabkan luka seperti ini di wajah saya.

"Untungnya saya tidak meninggalkan bekas luka permanen. Butuh waktu dua minggu untuk sembuh, pembengkakannya berangsur-angsur berkurang tetapi saya kesulitan melihat selama dua minggu."

Danielle mengatakan perawatan tersebut juga berdampak besar pada liburannya. "Awalnya aku pergi sendiri tapi karena aku tidak percaya diri berjalan-jalan dengan alis seperti ini, adikku terbang pada hari pertama untuk bersamaku."

"Alis saya membuat saya merasa sangat sadar diri. Saya harus berjalan-jalan dengan mengenakan topi baseball dan kacamata hitam selama beberapa hari."

"Saya belum pernah sulam alis saya sebelumnya. Saya belum pernah kembali ke salon sejak itu dan saya tidak akan pernah sulam alis saya lagi."