"Tiba-tiba masyarakat Dayak menganggap saya menghina masyarakat Dayak, di mana hinannya? Saya justru membela hak masyarakat adat untuk tidak dieksploitasi oleh investor China," kata Rocky dalam jumpa pers di kawasan Menteng, Jakarta Pusat, Jumat (4/8). 

Rocky mengklaim dirinya sudah beberapa kali datang ke IKN atas undangan universitas. Ia juga mengklaim diundang oleh komunitas masyarakat adat untuk dimintai pendapat.

Rocky berpendapat IKN ini berbahaya secara diplomasi, berbahaya secara geopolitik dan bahkan berbahaya secara kebudayaan.

"Karena pasti kalau ada IKN di situ masyarakat adat akan tersingkir itu, artinya hilang jejak kultural kita di situ. Jadi dari awal saya membela masyarakat adat Dayak, Banjar segala macam di situ," tutur dia.

"Siapa yang provokasi teman-teman dayak yang pernah berkali-kali mengundang saya itu, soalnya itu. Jadi saya mencintai bumi Kalimantan karena itu saya bertahan bumi jangan itu dijual," sambungnya.

Apalagi, kata Rocky, ada pemberitaan soal Presiden Jokowi pergi ke China untuk meminta investor asing menanam modal di IKN.

"Pak Jokowi bilang 'sudah saya kasih konsesi 180 tahun Anda tolong buatkan ibu kota' bagaimana mungkin itu yang disebut presiden menjual negara, kenapa mesti tersinggung," ucap dia.

Sebelumnya, Majelis Adat Dayak Nasional (MADN) dan Dewan Adat Dayak (DAD) se-Indonesia menilai pernyataan Rocky tak cuma dianggap menghina Presiden Joko Widodo, tetapi juga Ibu Kota Negara (IKN).

Bahkan, buntut pernyataan tersebut, MADN menyatakan berencana akan melaporkan Rocky ke pihak berwajib.

"Bersifat provokatif berpotensi membuat kegaduhan dan perpecahan juga di tengah masyarakat," ucap Sekjen MADN Yakobus Kumis kepada wartawan, Selasa (1/8), dikutip dari Detik.

Tak hanya itu, kata Yakobus, MADN menilai Rocky juga diduga menyebarkan kebencian terhadap IKN.

"Meminta kepada Kapolri untuk menangkap dan memproses Rocky Gerung," ujarnya.

"Nanti akan diputuskan dalam rapat, nanti kita akan buat laporan pengaduan terkait," sambungnya.

image widget