Tuhan Mohon Keadilan Ibu Histeris Temui Jasad Aldi, Mahasiswa Bali Tewas Mengenaskan di Kosan

Meninggalnya mahasiswa bernama Aldi Sahilatua Nababan meninggalkan duka mendalam bagi keluarga. Sang ibu nangis histeris saat temui jasad sang anak di Rumah Sakit Bhayangkara Medan.



Thông tin phim


Beberapa keluarga yang hadir pun sempat ikut menenangkan ibu korban yang histeris di Rumah Diketahui, Aldi Sahilatua Nababan merupakan mahasiswa Elizabeth International Bali, yang ditemukan tewas mengenaskan di kamar kosnya di Jalan By Pass Ngurah Rai, Benoa, Kuta Selatan, Kabupaten Badung, Bali.

Jenazah Aldi Sahilatua Nababan berhasil dievakuasi oleh pihak kepolisian setempat.

"Dari mulai hari kematiannya hari Sabtu, sampai sekarang baru bisa di autopsi.

Saya tidak mengerti kenapa sampai sekarang sampai berapa hari ditahan anak saya, sampai busuk sampai nggak bisa saya cium, nggak bisa saya pegang anak ku sampai nggak bisa, Tuhan mohon keadilan pak Jokowi," teriak ibu korban sambil histeris di depan kamar jenazah RS Bhayangkara Medan, Rabu (22/11/2023).

Korban tercatat sebagai warga Kecamatan Siborong-borong, Tapanuli Utara.

Setelah kejadian, jenazah korban yang tiba di Sumut dibawa oleh keluarga ke Rumah Sakit Bhayangkara Medan, untuk dilakukan autopsi, pada Senin (20/11/2023).

Menurut kakak korban, Monalisa Nababan, pihak keluarga mendapatkan kabar meninggal dunia, pada Sabtu (18/11/2023) kemarin.

"Kami dapat kabar hari Sabtu jam sembilan pagi," kata Monalisa kepada Tribun-medan, Rabu (22/11/2023).

Ia menjelaskan, saat ditemukan jasad korban dalam kondisi mengenaskan diduga kuat mahasiswa Elizabeth International Bali itu tewas karena dibunuh.

"Alat kelamin pecah dan mengeluarkan darah, sekujur tubuh lebam, mulut dan hidung mengeluarkan darah, engsel siku tangan bergeser. Darahnya mengalir sampai ke teras Kostan," sebutnya.

Lebih lanjut, dia mengungkapkan alasan mengapa jasad adiknya itu dibawa sampai ke Rumah Sakit Bhayangkara Medan.

"Awalnya keluarga berembuk dulu untuk di autopsi karena ada kejanggalan dari awal, tapi karena ada isu dipersulit di sana. 

Jadi kami pikir dari pada lama menunggu, mending di pulangkan dulu," ucapnya.

Katanya, jasad adiknya ini rencananya akan dibawa ke kampung halaman Siborongborong untuk dimakamkan.

"Selesai autopsi rencana jenazah dibawa pulang," pungkasnya.

Sebelumnya, seorang mahasiswa ditemukan tewas mengenaskan di kamar kostnya yang terletak di Jalan By Pass Ngurah Rai, Benoa, Kuta Selatan, Kabupaten Badung, Bali.

Korban diketahui bernama bernama Aldi Sahilatua Nababan, warga Kecamatan Siborong-borong, Tapanuli Utara.

Pihak keluarga mendapatkan kabar meninggal dunianya korban, pada Sabtu (18/11/2023) kemarin.

Saat ditemukan di kamar kosnya, mahasiswa Elizabeth International Bali dalam kondisi yang sangat mengenaskan.

Di lantai kamar kostnya juga ditemukan banyak darah yang mengalir hingga ke teras.

Keluarga menduga kuat bahwa, Aldi tewas dibunuh.

Rencananya, jenazah korban akan dimakamkan di kampung halamannya di Kecamatan Siborong-borong, Tapanuli Utara.

Minta Dikirimi Uang Jajan

Kakak korban, Monalisa Nababan menyampaikan, sebelum meninggal dunia, sekira di hari Rabu (15/11/2023), adiknya, Aldi Sahilatua Nababan sempat menghubungi dirinya.

Waktu itu, korban yang merupakan anak nomor tiga dari enam bersaudara itu minta dikirimkan uang jajan.

"Hari Rabu seperti biasa dia minta uang makan, saya kirimkan. Setelah saya cek, dia baca struk pengiriman uang itu di hari Kamis," kata Monalisa kepada Tribun Medan, Rabu (22/11/2023).

Ia menjelaskan, menurut pengakuan anak pemilik kost korban sempat meminjam sepeda motor untuk berbelanja makanan, setelah dikirimkan uang jajan.

"Yang saya pikir setelah melihat struk pengirimam uang, barulah dia belanja belanja. Karena pengakuan anak pemilik kost juga, adik saya minjam motor untuk ke tempat belanja, kalau ada hal yang aneh kenapa harus belanja dulu," sebutnya.

Dijelaskannya, menurut pengakuan anak pemilik kos juga tidak mengetahui secara pasti siapa yang datang ke kamar kos korban, sampai kejadian itu terjadi.

Ia juga mengatakan tidak mengetahui persis kapan korban meninggal dunia. Namun, kuat dugaan keluarga bahwa korban tewas karena dibunuh.

"Kalau teman dekat di sana cuma anak bapak kosnya. Anak bapak kosnya ditanya juga banyak diam alasannya masih syok," bebernya.

Lokasi penemuan mayat Aldi Sahilatua Nababan, mahasiswa asal Tapanuli Utara, di kamar kos di Kuta Selatan, Kabupaten Badung, Bali. Pihak kepolisian sebut korban ditemukan dalam kondisi terlilit tali.

Lebih lanjut, Monalisa menyampaikan bahwa selama ini adiknya itu tidak memiliki masalah dengan siapa pun, baik itu di kampungnya maupun di kampusnya, di Elizabeth International Bali.

Adiknya juga tidak pernah cerita memiliki masalah dengan siapa pun. Padahal, korban semasa hidupnya dikenal selalu terbuka dengan keluarga.

"Kalau pun dia ada masalah selalu cerita, karena selalu sebelumnya dia juga pernah ada masalah belanja terlalu banyak jadi harus banyak yang dibayar, itu pun jujur," ucapnya.

"Nggak pernah menyembunyikan masalah karena anaknya pun suka berteman, anaknya hemat bahkan sangking mikirkan orang tua,"

"Pihak kampus juga bilang kalau korban ini anaknya baik, sopan di kelas nggak pernah ada masalah di kampus," lanjutnya.

Monalisa dan pihak keluarga berharap agar polisi bisa segera mengungkapkan kasus tewasnya korban yang

Keluarga Tuding Autopsi di Bali Dipersulit

Jasad korban bernama Aldi Sahilatua Nababan dibawa ke Rumah Sakit Bhayangkara Medan, untuk dilakukan autopsi lantaran keluarga menuding proses autopsi di Bali dipersulit oleh pihak polisi setempat.

Keluarga awal mendapatkan kabar soal Aldi Sahilatua Nababan tewas mengenaskan di kamar kos, pihak keluarga meminta agar jasadnya dilakukan autopsi lantaran diduga korban tewas karena dibunuh.

Kakak korban, Monalisa Nababan mengaku, saat mau dilakukan autopsi di sana, pihak polisi sempat meminta kepada pihak keluarga agar jasad korban dikebumikan saja.

"Di sana dipersulit, alasannya harus daftar dulu di hari Senin tapi belum tahu kapan akan dilaksanakan autopsinya terus biayanya mahal. Makanya kita pulangkan kemari," kata Monalisa kepada Tribun Medan, Rabu (22/11/2023).

Sementara itu di Rumah Sakit Bhayangkara Medan, juga tampak Kanit Reskrim Polsek Kuta Selatan, Iptu Nur Habib Auliya.

Dengan memakai kemeja, ia terlihat berusaha menghindari sejumlah wartawan yang ingin melakukan wawancara terkait kejadian ini.

Saat disinggung isi soal Polisi ingin menutup kasus tersebut, pun membantah dan langsung pergi meninggalkan rumah sakit dengan menggunakan mobil Innova warna hitam.

"Nggak ada, nggak ada," katanya singkat sambil masuk ke dalam mobil.


Bỏ Qua Quảng Cáo

Sau 5 giây sẽ có nút "Bỏ Qua Quảng Cáo"

Đang lựa chọn dữ liệu nhanh nhất gần vùng.

Nhập mật khẩu 123 để xem!

X

Komentar Pedas