Universitas Udayana Kebakaran, Ini Kronologinya
Gedung Global Development Learning Network (GDLN) atau gedung server Universitas Udayana di Jalan PB Sudirman Denpasar, Bali, terbakar pada Selasa (16/7/2024). Peristiwa nahas itu terjadi sekitar pukul 13.40 Wita.
Kadis Pemadam Kebakaran dan Penyelamatan Kota Denpasar I Made Tirana mengatakan lima menit setelah mendapat laporan, ia langsung mengirim 50 petugas dan tujuh mobil pemadam kebakaran. Kobaran api sudah cukup besar saat petugas datang di lokasi kejadian.
"Api sudah membesar. Kami belum tahu barang apa saja yang terbakar," kata Tirana di Unud, Denpasar, Selasa (16/7/2024)
Tak hanya gedung GDLN yang dilalap si jago merah. Pelinggih pura di seberang sisi barat juga sempat terkena sambaran api dari gedung GDLN.
Beberapa petugas langsung masuk ke pura dan menyemprot pelinggih, terutama bagian atap yang terbuat dari material mudah terbakar. "Ada pelinggih yang terkena imbas (kebakaran). Hiasannya," kata Tirana.
Beruntung, tidak ada korban jiwa pada peristiwa itu. Semua orang di dalam Gedung GDLN sudah sempat menyelamatkan diri sebelum kobaran api membesar. Tirana mengatakan api berhasil dikuasai sekira 45 menit kemudian.
Dewi mengatakan banyak staf Unud yang saat itu bekerja dan beraktivitas di dalam gedung. Beruntung, mereka sudah sempat menyelamatkan diri saat melihat kepulan asap dari ruang server di lantai dua gedung GDLN.
"Semua orang di dalam gedung GDLN berhasil menyelamatkan diri saat gedung mulai berasap pukul 13.15 Wita," kata Dewi.
Meski begitu, beberapa karyawan masih trauma gegara peristiwa itu. Dua orang pegawai Unud yang tidak disebutkan namanya mengaku masih terguncang mentalnya saat akan dimintai keterangan soal bagaimana kebakaran terjadi dan barang apa saja yang terbakar.
"Ada tim Media Unud di sana. Ada tim USDI (unit sumber daya informasi) juga di sana. Dua orang yang kami mintai keterangan masih gemetar. Masih nangis-nangis karena kaget ya," tuturnya.
Staf Universitas Udayana (Unud), Adit Dwi Pradita, menjadi salah satu saksi kebakaran di gedung itu. Adit hanya mampu menyelamatkan barang pribadi seadanya saat kebakaran terjadi sekitar pukul 13.40 Wita.
"Paling hanya HP dan dompet saja (yang bisa dibawa). Tidak bisa nyelamatin barang-barang lain karena langsung lari. Pakai sepatu pun nggak sempat," kata Adit saat ditemui di lokasi.
Adit tak mengetahui sumber kebakaran. Seingatnya, dia bersama tiga rekannya sedang beristirahat di lantai satu gedung GDLN Unud saat kebakaran terjadi.
"Tahu kalau kebakaran dari suara orang yang teriak-teriak (di luar gedung). Kami awalnya malah nggak ngeh (tahu) kalau ada kebakaran. Waktu keluar ternyata ada asap dari atas," tuturnya.
Satuan Pengamanan (Satpam) Unud I Wayan Agus Purnawan (40) saat itu berada di lokasi kebakaran. Kesaksian Agus, listrik sempat padam pukul 11.00 Wita. Setelah ditelusuri, listrik padam karena genset yang berada di luar gedung GDLN meledak.
Ledakan genset yang mengakibatkan listrik mati itu tak berlangsung lama. Sekitar 30 menit kemudian, aliran listrik kembali aktif yang berasal dari genset cadangan.
Kemudian, sekitar pukul 13.45 Wita, saksi melintas di depan gedung dan melihat kepulan asap. Dia lalu berinisiatif menelepon pemadam kebakaran untuk meminta bantuan.
"Tetapi jaringan teleponnya sibuk. Dia kemudian menghubungi temannya yang juga petugas PMK," kata Kepala Seksi Hubungan Masyarakat (Kasi Humas) Polresta Denpasar AKP I Ketut Sukadi dalam keterangannya.
Beberapa jam setelah api padam, polisi langsung melakukan penyelidikan di gedung GDLN. Mereka berupaya mencari sumber api dan penyebab kebakaran.
Hasilnya, titik api ditemukan di ruang staf USDI di lantai dua. Berdasarkan temuan itu, polisi menduga kebakaran disebabkan oleh arus pendek alias konslet listrik.
"Dugaan sementara kebakaran disebabkan karena konsleting arus listrik," kata Sukadi.
Sukadi mengatakan tidak ada korban jiwa maupun luka dalam kebakaran itu. Semua staf Unud berhasil menyelamatkan diri sebelum api membesar dan melalap sebagian besar isi gedung.
"Jumlah kerugian yang diderita pihak kampus hingga kini belum dapat ditafsirkan," kata Sukadi.
Ketua Unit Komunikasi Publik Unud, Ni Nyoman Dewi Pascarini, mengatakan ada banyak ruangan di gedung GDLN. Ada ruang server, ruang radio, pembelajaran atau fasilitas perkuliahan jarak jauh, dan ruang siaran (broadcast) media Unud.
Kobaran api yang menghanguskan sebagian besar ruangan termasuk ruang server, praktis data dan website Unud mengalami gangguan. Situs Integrated Management Information System of Unud (IMISSU) dengan alamat imissu.unud.ac.id.
Situs IMISSU gangguan imbas kebakaran itu. Pantauan detikBali, laman website imissu.unud.ac.id tak kunjung dapat diakses pada pukul 19.08 Wita. Mesin pencari hanya menunjukkan hasil pencarian terhadap laman IMISSU. Setelahnya, website memperlihatkan invalid response.
"Nggih (iya), niki (ini) memang disebabkan oleh kebakaran Gedung GDLN," ungkap Dewi saat dihubungi detikBali.
Dewi tak dapat memastikan soal waktu pemulihan laman imissu.unud.ac.id. Dia berharap layanan kampus dapat segera dipulihkan. Sebab, IMISSU menjadi salah satu website vital bagi mahasiswa Unud.
Mahasiswa Unud mengurus Uang Kuliah Tunggal (UKT) dan mengajukan mata kuliah melalui website itu. IMISSU juga mengakomodasi aktivitas mahasiswa yang mengurus tugas akhir hingga pendaftaran wisuda.
Dewi mengatakan pihaknya sedang berupaya menginventarisasi benda dan data apa saja yang lenyap dilalap api saat kebakaran terjadi. Menurutnya, semua data di server di gedung itu sudah dicadangkan.
Selain itu, ada juga data lain di server Unud yang berlokasi di Jimbaran, Kuta. "Di GDLN ini ada server untuk sistem informasi sebagian, tetapi pada dasarnya sudah ada back up untuk aplikasinya. (Sekarang) kami sedang mitigasi untuk data-data," kata Dewi.
Rektor Unud Ngakan Putu Gede Suardana memperkirakan data pada server di gedung GDLN yang hilang baru dapat dipulihkan sekira seminggu kemudian. Meski begitu, dia berharap proses pemulihannya dapat lebih cepat karena semua data sudah dicadangkan di Jimbaran.
Komentar Pedas