Viral Curhatan Pria Wonogiri Dijemput Paksa Dikeroyok, Polisi Turun Tangan
Postingan curhatan pria yang mengaku dijemput paksa sejumlah orang dan dikeroyok viral di media sosial TikTok. Polisi telah menerima laporan terkait kasus tersebut.
Postingan akun TikTok @lagaligo_voly itu mendapat ribuan komentar dan ribuan kali diteruskan. Akun itu milik pria yang mengalami pengeroyokan, inisial AD (28) warga Kecamatan Jatisrono, Wonogiri.
Saat dimintai konfirmasi, AD mengatakan pengeroyokan itu ia alami pada Jumat (25/8) malam. Sekitar pukul 22.00 WIB ada beberapa orang yang tidak dikenal menggedor-gedor rumahnya. Setelah pintu dibuka, ada dua orang yang mendatangi rumahnya.
"Saya dijemput paksa. Istri dan anak saya yang umurnya baru dua bulan diminta untuk naik ke mobil," kata AD kepada wartawan, Rabu (30/8/2023).
Pada saat itu AD mengaku dibawa ke rumah salah satu kepala desa di Jatisrono. Saat turun dari mobil, ia bertemu dengan seseorang yang dikenal dan sempat menyapa "Kemudian saya dipukul di sekitar mata kiri. Sampai tersungkur, istri saya menangis. Saat tersungkur ditambahi (pukulan lagi). Ada sekitar lima sampai enam orang di depan saya, dikeroyok," ungkap dia.
Meski dianiaya, AD tidak melawan. Kemudian ada orang yang memitingnya dan membawa ke dalam rumah kades tersebut. Namun, pada saat itu ia masih mendapat pukulan. Selain itu ada sekitar 20 orang yang berkumpul di lokasi itu.
"Belum sampai duduk saya dapat bogem lagi. Kalau pukulan banyak yang saya terima," ujarnya.
AD menuturkan jika di lokasi itu ada dua kades. Keduanya menyaksikan saat ia dipukuli. Para kades baru melerai setelah dia dipukul beberapa kali.
Setelah dilerai, lanjut dia, ada beberapa orang yang memprovokasi soal desa asal AD dan desa sebelah. Hal itu disebabkan konten video yang diunggah di TikTok AD sebelumnya.
AD menceritakan, beberapa waktu lalu ada turnamen voli antardesa di Kecamatan Jatisrono. Pada saat itu desa AD menang walkover (WO). Ia menyebut lawan tak memainkan pertandingan karena kaus tim yang digunakan desa AD.
"Kaus timnya kan mirip seragam SD. Pertandingan sebelumnya juga pakai itu dan tidak ada masalah. Tahun lalu juga pakai seragam itu juga tidak masalah," terangnya.
Saat kejadian di rumah salah satu kades itu, AD diminta untuk memberikan klarifikasi. Namun saat memberikan klarifikasi dia merasa dipojokkan. Dia juga diminta membuat video klarifikasi. Beberapa kali dia diminta take atau pengambilan video dan saat tidak sesuai dengan apa yang diinginkan pelaku, take video diulang.
"Setiap take video tidak sesuai dipiting dan dibogem dari belakang. Ada (dua kades) di situ," jelasnya.
Video itu kemudian diminta untuk diunggah di akun TikToknya. Pada saat itu juga video klarifikasi diunggah. Setelah diunggah ada ancaman dari massa di lokasi. Jika video klarifikasi itu dihapus, toko milik AD akan dibakar dan dicari massa.
Setelah video diunggah, kades desa sebelah yang dilokasi, menenangkan massa dan meminta untuk bubar. AD sempat dinasehati oleh kades, diminta legawa, dan menjadikan kejadian tersebut sebagai pembelajaran ke depannya.
Komentar Pedas