Viral Kaligrafi di Masjid Bertuliskan Nama Plt Kadis PUPR
Ukiran kaligrafi di Masjid Raya Al Istiqomah, Kecamatan Sanana, Kabupaten Kepulauan Sula, Maluku Utara, mendadak viral di media sosial (medsos). Pasalnya, pada ukiran tersebut bertuliskan nama Plt Kadis PUPR setempat, Jainuddin Umaternate.
"Oh iyo (nama Jainuddin Umaternate beraksara Arab di kubah masjid raya). Saya juga sebagai pengurus masjid bingung-bingung itu. Saya juga penasaran, kok begitu," ujar Pengurus Masjid Raya Al-Istiqomah, Andi, Selasa (19/9/2023) melansir detikSulsel.
Ukiran kaligrafi dengan nama Jainuddin Umaternate tersebut diketahui terpampang di beduk, mimbar, hingga bagian dalam kubah Masjid Saya Al-Istiqomah. Hal tersebut saat ini menjadi perbincangan banyak orang.
"Iya (saya sudah baca), itu kan lagi viral. Semua orang juga tahu itu," tutur Andi.
Andi mengaku tidak mengetahui kapan kaligrafi tersebut dibuat. Akan tetapi, Andi mengaku Masjid Raya Al-Istiqomah dibangun di masa Bupati Kepulauan Sula Ahmad Hidayat Mus, 2005 silam.
Menanggapi hal tersebut, Majelis Ulama Indonesia (MUI) Kepulauan Sula Abdurrahman Kharie mengaku sudah menyampaikan ke bagian kesejahteraan rakyat (kesra). Abdurrahman menyebut hal-hal seperti itu kurang baik untuk ditampilkan.
"Iya, itu di masjid raya Istiqamah, persoalan itu saya sudah kasih tahu di bagian kesra. Karena hal-hal begitu kan kurang bagus," kata Abdurrahman dalam wawancara terpisah.
"Menurut kami, ukiran nama yang dibuat di masjid seperti itu tidak perlu. Belum (menghubungi Jainuddin Umaternate), makanya kami juga tidak tahu apa maksud dia namanya ditulis di masjid seperti itu," tuturnya.
Sementara Ketua MUI Maluku Utara Samlan H. Ahmad menilai sejatinya seni kaligrafi secara umum hanya ditempatkan di masjid. Samlan mengatakan polemik nama Jainuddin Umaternate yang terpampang di kubah masjid bukan sesuatu yang dilarang, karena itu adalah seni kaligrafi.
"Memang terkait persoalan di Kepulauan Sula itu tidak ada larangan, karena itu kan kaligrafi. Tapi ketika nama seseorang ditempatkan di masjid, maka itu unsur riya, karena kan pemaknaan orang juga berbeda-beda," ujar Samlan saat dihubungi terpisah.
"Bisa jadi mungkin yang bersangkutan ada kontribusinya. Tapi pembangunan masjid dari awal sampai akhir itu kan bukan peran satu orang saja, tapi banyak orang," imbuh Samlan.
Komentar Pedas