Kejadian tersebut direkamdan viral setelah dibagikan di media sosial Facebook. Lokasi pesta pernikahan itu disebut terjadi di Kelurahan Sidomukti, Kecamatan Kisaran Barat, Kabupaten Asahan.

Dalam video yang dilihat oleh detikSumut, Minggu (9/7/2023) malam, unggahan itu sudah dibagikan lebih dari 470 kali. 

Tampak seorang wanita berkerudung, berbaju hitam, dan mengenakan masker datang ke sebuah acara pesta pernikahan dan langsung menuju rumah lokasi pesta tersebut.

Tak lama, seorang pria mengenakan baju adat merah keluar dari pintu rumah. Pria tersebut diduga adalah suami dari wanita berbaju hitam yang datang itu.

Mengetahui adanya kekacauan, seorang ibu menggendong anak berbaju ungu diduga tuan rumah dari acara itu mempertanyakan apa maksud kedatangan wanita berbaju hitam. Keributan pun tak terhindarkan.

Suara di video terdengar wanita yang berbaju hitam menjelaskan kepada ibu berbaju ungu jika anaknya telah ditelantarkan. Beberapa orang terlihat menenangkan wanita tersebut sembari menyuruhnya menjauh dari lokasi hajatan.

"Saya belum ada diceraikannya. Dia sudah pergi begitu saja menelantarkan anaknya sejak saya hamil anak yang kedua," kata Silvia.

Silvia mengatakan suaminya pergi sejak ketahuan selingkuh, dan selama tiga tahun tak pernah kembali menafkahi dirinya dan anaknya. Dia mengaku hingga kini ia juga tak pernah menerima tuntutan perceraian dari suaminya itu.

"Iya belum ada cerai, diterlantarkan begitu saja sampai sekarang usia anak yang kedua itu satu tahun lima bulan," ujarnya.

Dia pun baru mengetahui suaminya itu menikah kembali setelah melihat undangan pesta pernikahan yang diunggah di Facebook. Itulah yang membuat ia geram dan langsung melabrak sang suami di pesta pernikahannya bahkan sambil membawa anaknya yang pertama berusia lima tahun.

"Habis dari situ saya langsung bikin laporan ke Polres Asahan masalah penelantaran anak," ujarnya.

Laporan dari Silvia itu bernomor STTLP/524/VII/2023/SPKT/POLRES ASAHAN/ POLDA SUMUT. Silvia berharap atas laporan itu suaminya bisa diproses karena melakukan pelanggaran hukum berupa KDRT berupa penelantaran anak.