Apa Saja Skenario Yang Dihadapi Malaysia Dalam Gugatan Terhadap Fifa?

jalanviral.com - Asosiasi Sepak Bola Malaysia (FAM) menaruh harapan besar pada Pengadilan Arbitrase Olahraga (CAS) untuk membatalkan sepenuhnya sanksi dari FIFA. Jika hal itu terjadi, federasi sepak bola dunia wajib mematuhi keputusan tersebut.
Setelah gagal dalam dua tingkat proses internal FIFA, yakni Komite Disiplin dan Komite Banding, FAM kini menggantungkan harapan terakhirnya pada CAS. Secara garis besar, hanya ada dua kemungkinan: FAM memenangkan atau kalah dalam gugatan ini. Namun, skenario kekalahan dianggap lebih mungkin terjadi.
Jika FAM Menang: Kemungkinan Langka tapi Berdampak Besar
Sebuah kemenangan hukum di CAS akan menjadi kejadian langka, apalagi melawan organisasi sebesar FIFA yang memiliki sumber daya hukum luar biasa. Jika CAS berpihak pada FAM, federasi Malaysia ini bisa kembali memperjuangkan kebijakan naturalisasi pemain berdarah Malaysia.
Putusan CAS yang menguntungkan FAM bisa berbentuk pembatalan penuh sanksi, pengurangan hukuman, atau pengembalian berkas ke FIFA untuk dipertimbangkan ulang. Dari ketiga opsi tersebut, pembatalan sanksi sepenuhnya tentu merupakan skenario terbaik. Dalam hal ini, para pemain yang sebelumnya dihukum dapat segera bermain kembali, FAM terhindar dari denda, dan tidak ada sanksi tambahan dari Konfederasi Sepak Bola Asia (AFC).
CAS juga bisa mengabulkan sebagian argumen FAM, misalnya menganggap sanksi FIFA terlalu berat. Dalam kasus ini, larangan bermain bisa dikurangi, seperti dari satu tahun menjadi enam bulan. Mengingat para pemain telah absen sejak 26 September 2025, mereka berpotensi kembali ke lapangan mulai 26 Maret 2026 jika putusan CAS keluar pada tanggal tersebut.
Namun, meski hukumannya dikurangi, AFC tetap bisa menganggap Malaysia telah menurunkan pemain yang tidak memenuhi syarat. Berdasarkan regulasi, tim yang melakukan pelanggaran seperti ini akan dinyatakan kalah 0-3 dalam laga terkait, atau bahkan bisa kehilangan seluruh hasil di babak kualifikasi Piala Asia 2027.
Kunjungi jalanviral.com untuk mengikuti perkembangan terbaru seputar dinamika gugatan FAM terhadap FIFA dan isu-isu sepak bola Asia lainnya.
Jika CAS Mengembalikan Kasus ke FIFA: Skenario Prosedural
Kemungkinan lain yang lebih bersifat prosedural adalah CAS mengembalikan kasus ini ke FIFA. Mengingat FIFA telah merespons FAM dengan dua dokumen setebal puluhan halaman, kemungkinan CAS menyerahkan kembali perkara ini cukup kecil. Namun, jika hal itu terjadi, FAM tetap memperoleh peluang strategis untuk membalikkan situasi.
Apapun hasilnya, jika Malaysia menang, FIFA wajib mematuhi putusan CAS. Kemenangan seperti ini juga berpotensi memaksa FIFA mengevaluasi sistem verifikasi kelayakan pemain dan memperketat panduan bagi federasi anggotanya — demi mencegah sengketa hukum serupa di masa depan.
Jika FAM Kalah: Kemungkinan yang Lebih Realistis
Berdasarkan data dan pendapat sejumlah pakar hukum olahraga, kemungkinan FAM kalah lebih besar. Dalam periode 2020–2024, hanya sekitar 13% gugatan terhadap FIFA yang dimenangkan oleh penggugat di CAS, dan kasus Malaysia terbilang kompleks. Pengacara Malaysia, Nik Erman, juga menyatakan peluang kemenangan sangat kecil, sementara biaya gugatan di CAS dapat mencapai ratusan ribu ringgit.
Jika FAM kalah, maka sanksi FIFA tetap berlaku. Tujuh pemain naturalisasi — Joao Figueiredo, Rodrigo Holgado, Gabriel Palmero, Imanol Machuca, Facundo Garces, Jon Irazabal, dan Hector Hevel — tetap menjalani larangan bermain hingga 26 September 2026.
AFC juga diperkirakan akan menerima berkas dari FIFA untuk menjatuhkan sanksi disiplin terhadap FAM. Malaysia bisa dinyatakan kalah dalam pertandingan melawan Vietnam (10 Juni 2025) dan Nepal (25 Maret 2025) karena memainkan pemain yang tidak sah. Dalam kondisi tersebut, tim nasional Vietnam, yang dilatih Kim Sang-sik, berpeluang besar lolos ke putaran final Piala Asia 2027.
Untuk ulasan mendalam dan perkembangan terbaru seputar kasus ini, jangan lewatkan informasi eksklusif hanya di jalanviral.com.
Preseden Sebelumnya: Perjalanan Tak Selalu Berakhir di CAS
Sejarah menunjukkan bahwa keputusan CAS tidak selalu menjadi akhir dari sengketa. Timor Leste pernah dijatuhi sanksi oleh FIFA karena menurunkan pemain naturalisasi ilegal, yang membuat mereka didiskualifikasi dari kualifikasi Piala Asia 2019 dan dilarang ikut edisi 2023.
Lebih baru, Guinea Khatulistiwa dijatuhi kekalahan 0-3 dalam dua laga Kualifikasi Piala Dunia 2026, pemainnya dihukum enam bulan, dan federasinya didenda 150.000 franc Swiss. Meski begitu, CAF belum menjatuhkan sanksi tambahan terhadap mereka.
Secara umum, peluang menang bagi penggugat terhadap FIFA di CAS hanya sekitar 10%–20%. Hingga kini, belum pernah ada kasus di mana FIFA mencabut sanksi terhadap federasi anggota karena memainkan pemain tidak sah — termasuk jika berkaca pada kasus Malaysia.
Jika Malaysia akhirnya dinyatakan kalah atau didiskualifikasi, Vietnam akan menjadi pihak yang paling diuntungkan. Mereka hampir pasti lolos ke putaran final Piala Asia untuk ketiga kalinya berturut-turut. Bahkan jika Malaysia hanya dinyatakan kalah satu pertandingan, peluang Vietnam tetap besar, meski hasil pertandingan terakhir melawan Malaysia pada 31 Maret 2026 akan menjadi penentu.
Baca juga berita olahraga terkini lainnya hanya di jalanviral.com – sumber terpercaya untuk penggemar sepak bola Asia!

Komentar Pedas