Dari total 141 kota yang diteliti, Jakarta menduduki peringkat ke-102, sedangkan Makassar di peringkat ke-114.

Jakarta dinilai layak masuk daftar tersebut karena beberapa temuan penting dalam penyediaan layanan kesehatan, akses ke pendidikan berkualitas, dan penciptaan lapangan kerja baru.

Perlu Perhatikan Polusi dan Kemacetan

Sementara itu, Makassar diyakini memiliki rekam jejak baru di beberapa bidang, seperti akses informasi untuk pengambilan keputusan pemerintah daerah, kemampuan menjadwalkan janji temu medis secara online, dan kemudahan akses transportasi umum berkat tiket dan penjadwalan online.

Meski membanggakan, SCI memberi Jakarta dan Makassar beberapa catatan khusus tentang prioritas yang perlu diperhatikan.

Jakarta perlu lebih memperhatikan polusi udara, kemacetan, dan korupsi. Sedangkan Makassar memiliki “PR” berupa pengangguran, kemacetan dan korupsi.

Selain Jakarta dan Makassar, banyak kota di Asia masuk dalam daftar. Beberapa kota bahkan disebut “Juara Super”.

Sejak tahun 2019, terdapat enam kota yang terus menunjukkan tren perkembangan yang baik, yaitu Zurich, Oslo, Singapura, Beijing, Seoul, dan Hong Kong.

Zurich Posisi Teratas

Zurich menduduki puncak daftar. Namun Anda tidak boleh meremehkan Singapura, yang telah mempertahankan posisi ketujuh selama tiga tahun berturut-turut.

Presiden SCI, Bruno Lanvin mengatakan lanskap kota pintar global sedang berubah.

“Kota-kota dan para pemimpinnya semakin hadir di panggung internasional, dan warga semakin menghargai inklusivitas dan keragaman di mana mereka tinggal,” kata Lanvin seperti dikutip dalam jumpa pers, Selasa (4 April).