Kanada dan Tiongkok Kenakan Tarif Balasan terhadap AS
Segera setelah tarif impor AS mulai berlaku, Kanada dan Tiongkok juga menerapkan tarif sebesar 10-25% terhadap berbagai barang dari negara tersebut.
Mulai pukul 00.00 tanggal 4 Maret, seluruh barang dari Meksiko dan Kanada yang masuk ke AS dikenakan tarif baru. Secara spesifik, energi dari Kanada dikenakan tarif 10%, sementara produk energi dari Meksiko dikenakan tarif 25%. Selain itu, berbagai produk lain dari kedua negara juga dikenakan tarif 25%.
Tak hanya itu, seluruh barang dari Tiongkok juga mengalami kenaikan tarif tambahan sebesar 10%, menjadikan total tarif tambahan menjadi 20%. Presiden AS, Donald Trump, telah menandatangani perintah eksekutif yang menetapkan tarif tersebut pada tanggal 3 Maret.
Sebagai respons langsung terhadap kebijakan tarif Trump, Kanada mengumumkan pemberlakuan tarif balasan sebesar 25% untuk barang-barang AS senilai 30 miliar dolar Kanada. Sebanyak 1.256 produk terdampak dalam kebijakan ini, termasuk jus jeruk, selai kacang, anggur, bir, kopi, peralatan rumah tangga, pakaian, alas kaki, sepeda motor, kosmetik, bubuk kayu, dan kertas.
Dalam waktu 21 hari, tarif tambahan sebesar 25% juga akan dikenakan terhadap barang AS senilai 125 miliar CAD. Perdana Menteri Kanada, Justin Trudeau, telah mengumumkan langkah ini pada 3 Maret. "Tarif ini akan tetap berlaku hingga AS mencabut kebijakan perdagangan yang telah mereka terapkan. Jika tidak, kami akan mempertimbangkan langkah-langkah non-tarif tambahan bekerja sama dengan pemerintah daerah," ujar Trudeau.
Perdana Menteri Ontario, Doug Ford, pada 3 Maret juga mengancam untuk menghentikan ekspor listrik ke AS sebagai bentuk balasan terhadap tarif impor. Provinsi Ontario merupakan pemasok utama listrik untuk negara bagian New York, Michigan, dan Minnesota di AS.
Di sisi lain, Tiongkok juga segera mengumumkan tindakan balasan. Kementerian Keuangan Tiongkok menyatakan bahwa mulai 10 Maret, mereka akan mengenakan tarif impor tambahan sebesar 10-15% terhadap beberapa produk AS. Kedelai, sorgum, daging sapi, daging babi, hasil laut, buah-buahan, sayuran, dan produk susu akan dikenakan tarif 10%, sementara daging ayam, gandum, jagung, dan kapas akan dikenakan tarif 15%.
Kementerian Perdagangan Tiongkok juga memasukkan 15 perusahaan AS ke dalam daftar pembatasan ekspor. Selain itu, mereka mengecam keras langkah Washington yang menaikkan tarif secara sepihak.
Sebulan sebelumnya, Beijing juga telah mengumumkan kebijakan balasan setelah putaran pertama tarif tambahan AS (10%) mulai berlaku. Batu bara dan gas alam cair (LNG) dari AS dikenakan tarif 15%, sementara minyak mentah, mesin pertanian, dan beberapa jenis mobil dikenakan tarif 10%. Beberapa logam strategis juga dibatasi ekspornya. Selain itu, Google sedang dalam penyelidikan antimonopoli, sementara dua perusahaan AS lainnya dimasukkan ke dalam daftar hitam oleh Tiongkok.
Presiden Meksiko, Claudia Sheinbaum, diperkirakan akan mengumumkan langkah-langkah respons dalam konferensi pers pagi ini di Mexico City, menurut Kementerian Ekonomi negara tersebut.
Pekan lalu, Trump memperingatkan bahwa tarif baru akan mulai berlaku setelah penundaan satu bulan untuk memberi ruang negosiasi lebih lanjut dengan para pemimpin Kanada dan Meksiko. Trump berpendapat bahwa aliran narkotika ke AS masih terlalu tinggi dan tidak dapat diterima, serta menyatakan bahwa "tidak ada lagi yang bisa dinegosiasikan" dengan mitra dagangnya.
Meksiko, Kanada, dan Tiongkok merupakan tiga mitra dagang terbesar AS. Kanada mencatat nilai perdagangan lebih dari 2 miliar USD per hari dengan AS pada tahun 2023. AS adalah mitra dagang utama Kanada, yang menyumbang 76% ekspor dan 64% impor negara tersebut.
Sementara itu, Meksiko menjadi mitra dagang terbesar AS pada tahun 2023, dengan nilai perdagangan mencapai 807 miliar USD. Negara ini mengekspor minyak mentah, aluminium, dan baja ke AS, sementara AS memasok suku cadang otomotif, chip semikonduktor, dan berbagai produk pertanian ke Meksiko.
Untuk Tiongkok, berdasarkan data Bea Cukai negara tersebut, perdagangan bilateral dengan AS mencapai 4,898 triliun yuan (668 miliar USD) pada tahun 2024. Namun, defisit perdagangan antara kedua negara masih sangat besar, yang telah lama menjadi sumber ketidakpuasan Washington. Tahun lalu, defisit ini mencapai 361 miliar USD.
Untuk informasi lebih lanjut tentang perkembangan kebijakan perdagangan global, kunjungi jalanviral.
Komentar Pedas