Trump Unggah Video AI Kontroversial
Naik Jet Tempur dan Serang Demonstran di New York
jalanviral.com, New York – Mantan Presiden Amerika Serikat, Donald Trump, kembali menuai sorotan setelah membagikan sebuah video yang dibuat dengan teknologi kecerdasan buatan (AI) di platform media sosial miliknya, Truth Social, pada Jumat (18/10). Video tersebut memperlihatkan dirinya mengenakan mahkota kerajaan, menerbangkan jet tempur bertuliskan "King Trump", dan menjatuhkan cairan berwarna cokelat ke arah kerumunan demonstran di kawasan Times Square, New York, diiringi lagu Danger Zone yang ikonik.
Tak hanya itu, Trump juga mengunggah video lain yang masih dihasilkan dari AI, memperlihatkan dirinya mengenakan jubah raja dan menarik pedang dari sarungnya. Video berakhir dengan adegan sejumlah tokoh Demokrat seperti Chuck Schumer (pemimpin minoritas Senat) dan mantan Ketua DPR Nancy Pelosi berlutut di hadapannya.
📰 Simak video dan kontroversinya di situs berita jalanviral.com — tempat update paling panas seputar dunia politik global!
Gelombang Protes "No King" Gegerkan Amerika
Video ini diunggah tak lama setelah jutaan warga AS turun ke jalan dalam aksi protes damai bertajuk “No King” yang digelar serentak di 50 negara bagian. Aksi ini digelar sebagai bentuk penolakan terhadap kebijakan Trump terkait imigrasi, pendidikan, dan keamanan nasional. Diperkirakan ada sekitar 2.600 pawai yang tersebar di seluruh negeri.
Senator Chuck Schumer membagikan foto dirinya bersama para demonstran di New York dan menulis, “Kita tidak akan membiarkan Presiden Trump terus menggerogoti demokrasi kita.”
Sementara itu, Ketua DPR dari Partai Republik, Mike Johnson, menanggapi pernyataan Schumer lewat unggahan di platform X (dulu Twitter), “Jika Trump benar-benar seorang raja, pemerintah kita pasti sudah dibuka kembali saat ini.” Ia menyertakan lukisan penandatanganan Deklarasi Kemerdekaan AS dengan tulisan “Hari tanpa raja yang sebenarnya adalah 4 Juli. Kita menyebutnya Hari Kemerdekaan.”
Trump Bantah Tuduhan Bertindak Bak Raja
Dalam wawancara yang ditayangkan pada 19 Oktober, Trump menepis tudingan bahwa dirinya berperilaku bak seorang penguasa absolut. “Mereka bilang saya bertingkah seperti raja. Tapi saya bukan raja,” ujar Trump.
Aksi protes ini merupakan gelombang kedua dari gerakan “No King” sejak Trump kembali menjabat sebagai presiden pada Januari lalu. Gerakan ini juga dipicu oleh penutupan pemerintah AS yang terjadi sejak 1 Oktober karena kegagalan Kongres dalam menyepakati anggaran untuk tahun fiskal 2026, menyebabkan banyak layanan publik lumpuh.
Pada gelombang protes pertama bulan Juni lalu, diperkirakan antara 4 hingga 6 juta orang ikut ambil bagian di seluruh penjuru negeri.
=> Ingin tahu lebih banyak tentang perkembangan politik global dan fenomena AI dalam kampanye digital? Kunjungi sekarang juga jalanviral.com — sumber terpercaya untuk berita aktual dan unik setiap hari!
Random image image widget
Komentar Pedas