Karier Akan Hancur, Fedi Nuril Balas Makjleb: Karir Saya di Tangan Allah SWT
Pemilihan presiden alias pilpres yang berlangsung pada 14 Februari lalu memang telah berakhir. Namun sisa sisa perdebatan antara pendukung para paslon tampaknya belum mereda juga.
Hal ini terlihat dari unggahan akun Instagram Fedi Nuril di Instagram pribadinya. Aktor yang kerap dikaitkan dengan peran poligami itu menuai banyak kritik dan cibiran dari pendukung salah satu paslon.
Diduga kritik dan cibiran itu bermunculan usai Fedi Nuril aktif membagikan pandangan politiknya terkait pilpres di media sosial X.
Sebagaimana diketahui, Fedi Nuril mendadak aktif menyuarakan mengenai pilpres di akun X-nya. Termasuk ketidaksukaannya pada salah satu paslon.
Cuitannya itu rupanya menuai perdebatan di kalangan warganet. Bahkan ada pula yang menegur Fedi Nuril lantaran cuitan tersebut bisa berpengaruh kepada karirnya di dunia hiburan.
Salah satu warganet pun meminta Fedi Nuril bersikap sewajarnya dalam mendukung salah satu paslon.
"Udah cacat namamu di nitizen bro...lain kali kalo dukung seseorang sewajarnya saja,gak usah terlalu lebay,lagian dapat apa sama yang dibela, sewajarnya saja,trus kalo udah kayak gini yang lu benci menang lu mau apa? Udah di tandain juga ma nitizen, karier bakalan hancur, lagian udah tau publik figur harus hati-hati dalam mengeluarkan perkataan..padahal kalau di film nya kayak kalem dan baik.. ternyata aslinya barbar juga," komentar seorang warganet.
Mendapati teguran ini, Fedi Nuril kembali bereaksi. Ia tidak ragu membalas langsung komentar tersebut. Dengan tegas Fedi Nuril menyebut bila kariernya sudah diatur oleh Yang Maha Kuasa.
"Karier saya di tangan Allah SWT," balasnya dalam kolom komentar. Fedi Nuril juga mengaku tetap menerima apapun hasil pilpres kali ini sekalipun paslon yang tidak ia sukai pada akhirnya menang.
"Prabowo sudah menang dan akan saya terima sebagai takdir/ujian dari Allah SWT yang akan saya cari hikmahnya," tulis Fedi Nuril.
Lebih lanjut, Fedi Nuril juga sempat dituding mendukung salah satu paslon. Namun selama masa pemilu berlangsung ia belum memperlihatkan dukungannya kepada paslon tertentu.
Ia lebih banyak membicarakan alasannya tidak mendukung salah satu paslon, terutama menyinggung mengenai tragedi hilangnya aktivis di tahun 1998.
Komentar Pedas