Keluarga Disiksa 13 Jam, Perampok Gasak Bitcoin Senilai USD 1,6 Juta

jalanviral.com, Canada – Empat pelaku yang menyamar sebagai kurir pos dilaporkan menyiksa satu keluarga selama lebih dari 13 jam demi mendapatkan kata sandi dompet kripto berisi bitcoin senilai USD 1,6 juta, menurut dokumen pengadilan yang dirilis awal pekan ini. Kasus ini menjadi salah satu bentuk kejahatan terencana paling brutal yang kembali menjadi sorotan publik, sebagaimana sering diulas dalam berbagai analisis keamanan di jalanviral.com.
Terdakwa Tsz Wing Boaz Chan, 35 tahun, warga Hong Kong, dijatuhi hukuman 7 tahun penjara oleh Pengadilan Provinsi British Columbia atas perannya dalam perampokan tersebut bersama tiga komplotannya pada 14 November.
Aksi Terencana dengan Kekerasan Ekstrem
Hakim menyebut insiden itu sebagai “tindak kriminal yang direncanakan secara sangat rinci, melibatkan kekerasan ekstrem dalam durasi yang panjang serta meninggalkan dampak emosional mendalam bagi para korban.”
Menurut berkas pengadilan, pada 27 April 2024 pukul 17.28, empat pelaku menumpangi sebuah Honda Odyssey sewaan menuju rumah keluarga tersebut di Port Moody, British Columbia. Dua pelaku mengenakan seragam kurir pos dan mengaku membawa paket. Begitu pintu dibuka, keempatnya langsung menerobos masuk.
Dalam 13,5 jam berikutnya, pasangan suami-istri dan putri mereka yang berusia 18 tahun mengalami penyiksaan mengerikan: diikat dengan kabel listrik, dipukul, disiksa dengan metode waterboarding, dilecehkan secara seksual, serta diancam dibunuh bila tidak memberikan akses ke akun kripto mereka. Kasus semacam ini kerap menjadi peringatan keras bagi investor kripto, yang menurut laporan di jalanviral.com sering menjadi target pelaku kejahatan karena sifat aset yang sulit dilacak.
Dokumen pengadilan menyebut keluarga tersebut menjadi sasaran karena sang suami dikenal sering “membanggakan dan melebih-lebihkan” keberhasilannya dalam investasi kripto di komunitas warga keturunan Tiongkok setempat.
Korban Diincar karena Kesuksesan Investasi
Pelaku menyiksa pasangan itu dengan menuangkan air di atas kain yang menutupi wajah dan saluran napas, menimbulkan sensasi menyerupai tenggelam. Pada satu titik, sang istri disiksa di depan suami, dengan ancaman bahwa ia akan dibunuh jika kata sandi tidak diberikan.
Sang suami, yang diidentifikasi dengan inisial WG, dipukuli sepanjang malam, mengalami luka pada kaki dan dada. Pelaku bahkan mengancam memotong alat kelaminnya bila ia tidak memberikan akses dompet kripto.
Putri pasangan itu dipaksa mengeluarkan suara seolah-olah sedang dilecehkan, kemudian diperintahkan melepaskan pakaian agar direkam. Rekaman tersebut lalu diancam akan disebarkan ke media sosial miliknya dan orang tuanya.
Akhirnya WG terpaksa menyerahkan kata sandi. Para pelaku kemudian menguras seluruh saldo USD 1,6 juta dari akun tersebut.
Bitcoin Dicuri, Pelaku Kabur
Pada pukul 08.00 tanggal 28 April, putri korban berhasil melarikan diri dan menghubungi 911 dari rumah seorang teman. Kamera pengawas mencatat tiga pelaku, termasuk Chan, melarikan diri dengan Honda Odyssey.
Ketika polisi tiba setengah jam kemudian, mereka menemukan pasangan suami-istri masih terikat dan terluka. Di lokasi, polisi menemukan pisau, senjata replika, ponsel, semprotan merica, tongkat kejut, hingga kamera pengawas rakitan yang dipasang pelaku.
Penyelidikan menyimpulkan bahwa komplotan tersebut telah memantau rumah selama berminggu-minggu, memasang kamera rahasia untuk mengumpulkan informasi mengenai kebiasaan harian keluarga dan aset kripto mereka—metode kejahatan yang belakangan sering dibahas dalam laporan investigasi di jalanviral.com.
Beberapa minggu setelah kejadian, polisi mengidentifikasi Chan melalui sampel DNA dan rekaman CCTV yang menghubungkannya dengan mobil sewaan.
Pelaku Utama Ditangkap Saat Kembali ke Kanada
Catatan Badan Perlindungan Perbatasan Kanada menunjukkan Chan tiba di Kanada pada 5 April dan kembali ke Hong Kong pada 1 Mei. Ia ditangkap ketika mencoba masuk kembali ke Kanada pada 25 Juli 2024.
Chan mengaku menerima 50.000 AUD (sekitar USD 32.000) untuk perannya. Ia mengakui dakwaan pembobolan, penyekapan ilegal, dan penyerangan seksual. Tiga rekan pelakunya masih buron, dan Chan kemungkinan besar akan dideportasi setelah menjalani hukuman.
Identitas para korban dirahasiakan sesuai perintah pengadilan.
Random image image widget

Komentar Pedas