Semisal contohnya yang terjadi di Banjarmasin ini, dari pemberitaan sebuah media tertanggal 12 Oktober itu mengabarkan petugas damkar kota tersebut dipanggil hanya gara-gara para mahasiswi di sebuah kontrakan nggak sanggup tabung gas melon ukuran 3 kilogram.

Enam mahasiswi yang tinggal dalam satu rumah kos di Banjarmasin menjadi viral setelah memanggil tim Damkar untuk memasang gas mendadak.

Video yang menampilkan kejadian ini banyak dibagikan di media sosial dan mendapat cemoohan dari pengguna lainnya. Beberapa orang menilai bahwa mahasiswi-mahasiswi tersebut seharusnya bisa memasang gas sendiri dan sebaiknya tidak memanggil Damkar untuk hal yang sepele.

Namun, sebenarnya ada alasan di balik tindakan mahasiswi-mahasiswi tersebut.

Mereka mengaku sudah berusaha selama satu jam untuk memasang gas tetapi tetap gagal. Kondisi ini membuat mereka panik karena gas keluar terus menerus.

Untuk menghindari risiko yang tidak diinginkan, akhirnya mereka memutuskan untuk memanggil tim Damkar.

Tim Damkar Pemko Banjarmasin yang datang ke lokasi tidak merasa direpotkan atau kesal dengan panggilan tersebut. Mereka membantu memasang gas sekaligus memberikan edukasi tentang cara pemasangan yang aman.

Tim Damkar juga menekankan bahwa pelayanan mereka adalah gratis 24 jam, sehingga masyarakat tidak perlu sungkan untuk melapor jika ada keadaan darurat yang terkait dengan gas atau kebakaran.

Meskipun video ini viral dan mendapat komentar pedas dari beberapa pengguna media sosial, perlu dipahami bahwa kepanikan yang dirasakan oleh mahasiswi-mahasiswi tersebut adalah hal yang wajar ketika dihadapkan dengan masalah kebocoran gas.

Tim Damkar juga menjelaskan bahwa mereka adalah personil yang tetap bertugas bahkan selama hari libur seperti Lebaran. Tugas mereka adalah melindungi masyarakat dan menjaga keamanan dari ancaman kebakaran.