Lelah Hidup di Kota Besar, Gadis Ini Pilih Slow Living Tinggal di Panti Jompo
SEORANG wanita muda di China, belum lama ini jadi headline pemberitaan karena keputusan uniknya untuk tinggal di panti jompo.
Ya, Anda tak salah membaca kok! Gadis yang disebut Nona Yang tersebut memilih untuk meninggalkan kehidupan sibuk dan serba cepat di kota besar, lalu tinggal di panti jompo demi bisa menjalani hidup slow living, dikutip dari laporan Oddity Central, Jumat (16/8/2024)
Yang sebelumnya bekerja sebagai seorang penulis skenario di industri perfilman dan televisi selama 11 tahun. Sampai akhirnya kesehatannya mulai terus menurun, karena jadwal padat dan kesibukan pekerjaannya yang sangat ekstrem. Ia pun jatuh sakit sampai harus dirawat di rumah sakit.
Dokter memberitahu, bahwa Yang perlu menenangkan diri dan mengurangi semua kesibukannya. Jika tidak, ia akan mengalami masalah kesehatan yang lebih serius di masa depan.
Kemudian Yang yang kebetulan merupakan anak yatim piatu dan tidak memiliki keluarga dekat lainnya, berpikir untuk memutuskan tinggal di panti jompo, guna memulihkan diri dan bersantai.
"Ada dua alasan mengapa saya memilih panti jompo daripada hotel," kata Ms. Yang kepada 6park News.
"Pertama, saya sangat ingin tahu tentang panti jompo dan ingin melihat seperti apa dan apakah itu membosankan seperti yang dikatakan semua orang; kedua, karena saya sakit, saya berharap memiliki tempat untuk beristirahat, mengakses perawatan medis dasar, dan makan dengan sehat,” sambungnya.
Pengalamannya tinggal di panti jompo itu menjadi viral di dunia maya, setelah ia mengunggah kisahnya di akun Douyin (TikTok versi China), yang kemudian mengundang perhatian netizen, banyak dari warganet yang antusias dan penasaran dengan hari-hari yang dijalani Yang di panti jompo, yang notabene diisi dengan para lansia, bukan anak muda seperti dirinya.
Usai tinggal di panti jompo, Yang mengaku dirinya bisa tidur dengan teratur dan tidak pernah merasa kesepian. Sangat jauh berbeda dengan ketika dirinya bekerja jadi penulis scenario di kota besar.
“Saya sudah tidur sekitar jam 9 malam, kemudian bangun pagi-pagi sekali. Saya membaca buku, menulis novel, dan menulis memoar untuk orang tua setiap hari. Saya tidak merasa kesepian atau bosan di panti jompo,” jelas Yang.
Setelah menghabiskan tiga bulan terakhir di panti jompo bersama orang-orang yang usianya mencapai 102 tahun, Yang kini menikmati hari-harinya dengan membaca, menulis, dan berbincang dengan penghuni lainnya.
Ketika ditanya apakah dia berencana untuk tinggal di panti jompo selama sisa hidupnya, wanita berusia 38 tahun itu mengatakan bahwa dia berencana untuk pergi dan tinggal di panti jompo suatu saat nanti, tetapi dia belum tahu persis kapan itu akan terjadi.
Sebab, Yang mengaku saat ini masih begitu menikmati kedamaian dan ketenangan tinggal di Rumah Pensiun Yisenlin di kota Jilin.
Komentar Pedas