Mengapa Gempa 8,8 Sr Di Rusia Hanya Menyebabkan Tsunami Lemah?



Thông tin phim


Random image
Gelombang tsunami yang relatif ringan menerjang pantai Kota Tateyama di Prefektur Chiba, Jepang setelah gempa berkekuatan 8,8 skala Richter di lepas pantai Rusia.""Lokasi gempa di lepas pantai Rusia.
jalanviral.com – Gempa bumi berkekuatan 8,8 skala Richter yang terjadi di lepas pantai Rusia pada 30 Juli lalu sempat memicu peringatan tsunami di berbagai wilayah Pasifik. Namun kenyataannya, gelombang tsunami yang muncul justru lebih lemah dari yang diperkirakan. Mengapa hal ini bisa terjadi?
Berlokasi di lepas pantai timur Semenanjung Kamchatka, Rusia, gempa ini termasuk salah satu yang terbesar dalam sejarah. Gelombang tsunami yang dihasilkan menjalar hingga ke Hawaii dan pesisir barat Amerika Serikat. Negara-negara di sekitar Samudra Pasifik seperti Jepang, AS, dan negara-negara di Amerika Latin segera mengeluarkan peringatan dan evakuasi darurat.
Di kawasan Kamchatka sendiri, gelombang mencapai ketinggian hingga 4 meter dan menyebabkan kerusakan cukup serius. Namun, di wilayah lain seperti Jepang—yang notabene lebih dekat ke pusat gempa—tsunami yang terjadi justru lebih kecil dari yang diperkirakan.
Menurut laporan di jalanviral.com, perbedaan dampak ini disebabkan oleh kombinasi faktor, mulai dari karakteristik geologi hingga bentuk garis pantai di masing-masing wilayah.
Random image
Lokasi gempa di lepas pantai Rusia.
Gempa ini terjadi akibat pergerakan Lempeng Pasifik yang menghujam ke bawah Lempeng Amerika Utara di zona subduksi Kamchatka. Menurut Survei Geologi Amerika Serikat (USGS), laju konvergensi di wilayah ini mencapai 75–80 mm/tahun—salah satu yang tertinggi di dunia. Namun, pergerakan besar seperti ini tidak terjadi secara terus-menerus, melainkan dalam lompatan tiba-tiba saat gempa besar.
Dalam gempa kali ini, zona patahan aktif yang terlibat membentang sepanjang 400 km dan lebar 150 km. Pergerakan lempeng yang mendadak ini bisa menyebabkan dasar laut naik atau turun secara drastis, menggeser volume air laut dalam jumlah besar dan menciptakan gelombang tsunami.
Namun, berbeda dari gempa dahsyat di Sumatra tahun 2004 atau Jepang tahun 2011, gempa di Kamchatka memiliki kedalaman hiposentrum yang lebih dalam (20,7 km), sehingga pergeseran vertikal dasar laut tidak secepat dan setajam dua gempa tersebut. Inilah yang menyebabkan peringatan tsunami akhirnya dicabut lebih awal di beberapa wilayah.
Rich Briggs, ahli geologi dari USGS, menyatakan bahwa:
"Tidak seperti beberapa gempa besar lainnya, gempa Kamchatka tampaknya tidak mencapai dasar laut, sehingga efektivitasnya dalam memindahkan massa air laut menjadi jauh lebih kecil."
Dengan kata lain, gelombang tsunami yang terbentuk tidak cukup besar untuk menimbulkan kerusakan skala luas di daerah jauh dari pusat gempa. Hal serupa juga pernah terjadi pada gempa di Chile tahun 2010 yang berkekuatan sama, yaitu 8,8 SR, yang merusak wilayah sekitar namun tsunami yang dihasilkan relatif lemah di tempat jauh.
Lisa McNeill, pakar tektonik dari Universitas Southampton, menjelaskan bahwa tinggi rendahnya gelombang tsunami juga dipengaruhi oleh kontur dasar laut dan bentuk garis pantai.
"Teluk sempit dan pantai curam cenderung memperkuat gelombang, sedangkan pantai landai bisa mengurangi dampaknya," jelasnya.
Dengan segala kompleksitas dinamika geologi tersebut, tidak semua gempa besar akan selalu menghasilkan tsunami dahsyat. Untuk memahami lebih lanjut fenomena alam global terkini, jelajahi lebih banyak di jalanviral.com – sumber terpercaya untuk berita viral dan pengetahuan mendalam.


Bỏ Qua Quảng Cáo

Sau 5 giây sẽ có nút "Bỏ Qua Quảng Cáo"

Đang lựa chọn dữ liệu nhanh nhất gần vùng.

Nhập mật khẩu 123 để xem!

X

Komentar Pedas