Padahal Tak Ada Hubungan Keluarga, Anggota TNI ini Ikhlas Rawat Anak Yatim Piatu, Sambil Menangis Sesenggukan Bilang
Kisah heroik Sersan Kepala (Serka) Suyuthi, anggota TNI yang menyelamatkan nyawa anak Yatim Piatu terlantar sempat menjadi perhatian publik. Hingga dipanggil oleh Jenderal TNI Dudung Abdurachman yang saat itu masih menjabat Kepala Staf Angkatan Darat (KSAD).
Serka Suyuthi merupakan prajurit militer Tentara Nasional Indonesia (TNI) Angkatan Darat yang berasal dari Desa Argo Mulyo, Kecamatan Lasem, Rembang, Jawa Tengah.
Hal ini berawal ketika pria yang mengabdikan dirinya sebagai Anggota Babinsa di Koramil 06/Lasem, Kodim 0720/Rembang mendadak viral.
Saat itu Serka Suyuthi membantu seorang anak yatim piatu yang menderita sakit dan hidup sebatang kara.
Sebagai seorang Prajurit TNI, Serka Suyuthi langsung tergerak hatinya ketika bertemu dengan anak yatim piatu tersebut, kemudian Serka Suyuthi membawa anak yatim piatu itu ke rumah sakit, hingga dioperasi dan merawatnya hingga sembuh.
Kisah ini bermula pada Oktober 2021 lalu, saat Serka Suyuthi selesai menjalankan tugasnya di Koramil 06/Lasem, di mana ia hendak mampir ke salah satu SPBU di pinggir jalur Pantura untuk mengisi BBM.
Dalam perjalanannya tersebut, ia melihat seorang anak sedang berjalan kaki sambil menggendong dua tas dengan posisi di punggung dan dada, serta menjinjing sebuah kantong kresek.
Melihat itu, Serka Suyuthi langsung menghentikan kendaraannya, dan menanyakan kemana tujuan anak tersebut.
Anak itu kemudian menjawab bahwa ia hendak berziarah ke makam Sunan Bonang, mengetahui hal itu Serka Suyuthi menawarkan bantuan untuk mengantarkannya ke tujuannya.
Sang anak itu menceritakan kepada Serka Suyuthi bahwa ia bukan orang asli Bonan, ia berasal dari Garut, Jawa Barat, dan hendak Jember.
Diceritakannya bahwa ia merupakan santri di salah satu Pondok Pesantren yang ada di Jember. Namun dia harus kembali ke Garut karena mendapat informasi dari tetangganya bahwa seluruh anggota keluarganya, dari ayah, ibu, dan saudara-saudaranya meninggal dalam musibah kecelakaan lalu lintas.
Karena merasa di Garut sudah tidak memiliki siapa-siapa lagi, hingga akhirnya sang anak tersebut memutuskan untuk kembali ke Jember dengan menyusuri jalan di sepanjang jalur Pantura.
Dari pertemuan itu, diketahui bahwa nama itu adalah Teguh Ahmad Bahari, yang kebingungan dengan kelanjutan pendidikannya di Pondok Pesantren di Jember karena kini dia hidup sebatang kara.
Sementara pamannya tak bersedia untuk membiayai sekolahnya.
Mendengar hal itu, sontak membuat sang Babinsa haru dan ibah hati. Serka Suyuthi mengaku bahwa jika nantinya pamannya tak bersedia untuk membiayai Teguh.
Serka Suyuthi pun meminta agar Teguh segera menghubunginya sembari memberikan nomor teleponnya.
Serka Suyuthi pun meminta agar Teguh segera menghubunginya sembari memberikan nomor teleponnya.
"kasih air mineral, kasih bekal, kalau sudah makan, ini nanti buat makan kamu, kamu ziarah saja. Nanti kalau kamu sampai Jember, kebetulan katanya pamanmu tidak mau membiayai kamu, nanti kamu hubungi saya," ujarnya dilansir Youtube Army Channel Indonesia.
Singkat cerita, Teguh tak bisa melanjutkan mondok di Jember, sehingga harus keluar dari pondok itu dan meninggalkan Jember.
Serka Suyuthi kembali bertemu dengan Teguh, dan menawarkannya untuk mondok di Pondok Pesantren di Desa Dadapan Sedan. Hingga akhirnya Teguh kembali mondok, kini anak yatim piatu yang terlantar itu telah menemukan harapan dalam hidupnya, dengan memulai lembaran barunya dengan keluarga barunya.
Baru berjalan 3 minggu Teguh berada di Pondok, tiba-tia ia jatuh pingsan. Hingga membutuhkan penanganan medis lebih lanjut di RSUD dr. R. Soetrasno Rembang.
Dari hasil diagnosa di Dokter rumah sakit tersebut, Teguh mengalami usus buntu dan harus segera dioperasi. Sementara pihak rumah sakit membutuhkan persetujuan keluarga sebelum melakukan tindakan operasi, termasuk penanggung jawab biaya administrasinya nanti.
"Saya gak tega melihat itu, semua, akhirnya saya tanda tangani dari pendaftaran, dan tanda tangan untuk operasi," ujarnya sambil mata berkaca-kaca.
Proses operasi Teguh berjalan dengan lancar, dan Serka Suyuthi sosok orang yang menjaga dan merawat Teguh salama mendapat perawatan pasca operasi.
"Malam saya temeni kasih makan, pagi saya besuk, mandikan, sore saya mandikan," ucapnya sambil berlinang air mata. Kisah Serka Suyuthi itu pun sampai ke telinga Kepala Staf Angkatan Darat (KSAD) Jenderal TNI Dudung Abdurachman.
Sampai-sampai Jenderal TNI Dudung memerintahkan jajarannya untuk memanggil Serka Suyuthi dan Dandim 0720/Rembang Letkol Kav Donan Wahyu Sejati ke ruang kerjanya beberapa hari lalu.
Komentar Pedas