Pasien Ngamuk Anaknya Meninggal Tangan Masih Diinfus, RS Tanjungbalai Buka Suara
Satu video yang memperlihatkan pasien di RSUD dr Tengku Mansyur ngamuk karena ada anggota keluarga yang meninggal dan menyalahkan pelayanan hingga perawat viral di media sosial. Pihak rumah sakit pun memberikan penjelasan.
Dilihat Jalanviral, Senin (19/2/2024) suara seorang wanita histeris melihat anaknya meninggal, sementara perawat di rumah sakit tersebut tidak membukakan selang infus.
"Sudah meninggal anak ku, mana perawat rumah sakit. Tolong buka kan ini (selang infus) halo perawat rumah sakit, anak ku ini sudah meninggal," kata suara wanita dalam video tersebut.
Adapun diketahui, kejadian tersebut terjadi pada Sabtu (17/2) malam. Pada suara video tersebut, keluarga pasien selain mempersoalkan pelayanan rumah sakit juga sengaja tidak memberikan layanan ambulans untuk keluarga pasien setelah anak tersebut meninggal.
Wanita tersebut terus berteriak histeris dan tampak ditenangkan oleh seorang satpam. Ia terus meminta agar perawat datang membukakan selang infus yang terpasang di tangan pasien.
Kabag Tata Usaha RSUD dr Mansyur Kota Tanjungbalai dr Andrew Sitorus menjelaskan kronologi viralnya video tersebut yang direkam keluarga pasien dan menyalahkan pelayanan rumah sakit.
"Pertama kami mengucapkan belasungkawa atas meninggalnya pasien. Terkait video beredar viral itu tentu kami sangat menyayangkan. Sebab tidak benar pihak rumah sakit tidak memberikan pertolongan kepada pasien," kata dr Andrew saat dikonfirmasi Senin (19/2/2024).
Dia menjelaskan pasien merupakan bayi berusia 5 bulan datang pada Sabtu (17/2) dengan keluhan sesak nafas dan langsung diperiksa oleh dokter anak di UGD rumah sakit.
"Namun setelah diperiksa si anak bukannya sesak nafas lagi tapi sudah mengarah ke gagal nafas, dan akan berhenti nafasnya. Karena itu dokter anak langsung menyarankan untuk di rujuk ke Medan," kata Andrew.
Namun pihak keluarga tidak mau merujuk pasien berangkat ke Medan hingga akhirnya pihak rumah sakit menerima surat pernyataan tidak bersedia di rujuk dari keluarga pasien.
"Karena tidak bersedia dirujuk kita lakukan penanganan maksimal, itulah pemasangan infus dan oksigen dan kondisinya makin memburuk sore harinya. Di situlah baru keluarga bilang mau di rujuk," kata Andrew.
Proses merujuk pasien itu, kata Andrew, tidak bisa dilakukan dengan segera sebab pihaknya harus menghubungi beberapa rumah sakit di Medan untuk memastikan kesediaan tempat layanan kesehatan.
"Kan nggak mungkin langsung diberangkatkan sore itu juga. Kami tanya ke beberapa rumah sakit di Medan banyak yang nggak bisa hingga akhirnya mau magrib itu ada rumah sakit yang bersedia namun waktu mau persiapan dibawa (dirujuk ke Medan) pasien meninggal," ujarnya.
Kondisi inilah yang membuat keluarga pasien marah dan merasa anak mereka diterlantarkan lalu merekam peristiwa itu sehingga seolah-olah pihak rumah sakit tidak memberikan layanan.
"Kalau waktu kejadian itu si ibu itu marah-marah di sana. Ya siapa perawat kami yang berani mendekat, dia mau lepaskan selang infus ibu itu sudah marah-marah bikin video bahkan sempat ada kontak fisik. Makanya di posisi itu satpam yang maju," kata Andrew.
Komentar Pedas