Perdana Menteri Trudeau: Trump Ingin Meruntuhkan Ekonomi Kanada
Perdana Menteri Kanada, Justin Trudeau, menuduh Presiden Amerika Serikat, Donald Trump, berupaya menghancurkan ekonomi Kanada demi mempermudah proses aneksasi negara tersebut. Dalam konferensi pers pada 4 Maret, Trudeau menegaskan bahwa Kanada tidak akan tunduk terhadap tekanan tersebut.
"Presiden AS sedang merancang rencana untuk menghancurkan ekonomi Kanada sepenuhnya agar lebih mudah untuk mengintegrasikan kita," ujar Trudeau. "Namun, itu tidak akan terjadi. Kita tidak akan pernah menjadi negara bagian ke-51 Amerika Serikat."

Pernyataan ini muncul setelah Amerika Serikat memberlakukan tarif impor sebesar 25% terhadap sebagian besar produk Kanada, serta tarif 10% terhadap sektor energi. Sebagai respons, Kanada segera memberlakukan tarif balasan sebesar 30 miliar CAD (sekitar 20,8 miliar USD) terhadap produk AS dan merencanakan tarif tambahan terhadap barang senilai 86 miliar USD dalam tiga minggu ke depan.
Trudeau menegaskan bahwa Kanada akan mengambil langkah-langkah non-tarif lainnya jika Presiden Trump tidak segera mencabut kebijakan tarif tersebut. Ia memperingatkan bahwa perang dagang ini akan menimbulkan kerugian besar bagi kedua negara.
"Pengenaan tarif ini sepenuhnya tidak masuk akal dan tidak perlu," ujar Trudeau. Kanada juga akan membawa kasus ini ke Organisasi Perdagangan Dunia (WTO) dan secara resmi menolak dampaknya dalam Perjanjian Perdagangan AS-Meksiko-Kanada (CUSMA).
Lebih lanjut, Trudeau menekankan bahwa kebijakan pemerintah AS saat ini dapat merusak hubungan bilateral, menyebabkan lonjakan pengangguran, menghancurkan ekonomi, serta mendorong inflasi di kedua negara. "Kanada dikenal sebagai bangsa yang rasional dan sopan, tetapi jika kita harus berjuang, kita tidak akan mundur, terutama jika kehidupan seluruh warga negara kita terancam," tegasnya.
Presiden Trump sebelumnya telah mengungkapkan ketidakpuasannya terhadap perjanjian CUSMA yang ia tandatangani pada masa jabatan pertamanya. Namun, Trudeau menolak percepatan negosiasi ulang sebelum evaluasi perjanjian pada tahun 2026.
"Dia sengaja ingin merusak ekonomi kita, jadi bagaimana mungkin kita bisa berbicara tentang negosiasi dalam situasi yang tidak bersahabat seperti ini?" kata Trudeau.
Trudeau juga mengkritik alasan Trump yang mengaitkan kebijakan tarif dengan upaya menghalangi penyelundupan fentanyl ke AS, menyebutnya sebagai dalih yang "sepenuhnya tidak masuk akal." Ia menegaskan bahwa Kanada telah mengalokasikan lebih dari 900 juta USD untuk memperketat pengawasan perbatasan guna mencegah penyelundupan fentanyl, tetapi AS tetap bersikeras dengan kebijakan perdagangannya.
Trudeau menuduh bahwa Trump hanya menggunakan isu penyelundupan dan imigrasi ilegal sebagai "kedok hukum" untuk mengaktifkan wewenang darurat presiden di bidang perdagangan, sehingga memungkinkan penerapan tarif yang bertentangan langsung dengan perjanjian CUSMA, yang notabene dirancang dan disepakati sendiri oleh Trump.
Ia memperingatkan bahwa langkah Trump dapat berdampak negatif pada pekerja dan konsumen Amerika, menyebabkan kenaikan harga berbagai kebutuhan pokok seperti makanan, suku cadang mobil, pupuk, obat-obatan, dan kertas.
"Kanada tidak ingin terlibat dalam perang dagang yang merugikan dengan sekutu terdekatnya, tetapi keputusan Presiden Trump telah membuat kita tidak punya pilihan lain," ujar Trudeau.
Kepada masyarakat Amerika, ia menyampaikan pesan tegas: "Pemerintah kalian yang memilih untuk melakukan ini kepada kalian. Perang dagang dengan Kanada tidak akan menghasilkan pemenang."
Sebagai tanggapan, Trump semakin meningkatkan tekanannya terhadap Kanada. "Sampaikan kepada Gubernur Trudeau dari Kanada bahwa jika ia menerapkan tarif balasan terhadap AS, maka tarif kami akan segera naik lebih tinggi," tulis Trump di media sosial Truth Social.
Trump sering kali menyebut Trudeau sebagai "Gubernur", mengisyaratkan rencana aneksasi Kanada sebagai negara bagian ke-51 AS. Trudeau pernah mengungkapkan bahwa Trump "sungguh-sungguh" dengan gagasan tersebut, tetapi menegaskan bahwa rakyat Kanada tidak akan pernah menerimanya.
Untuk memahami lebih lanjut dampak kebijakan ini terhadap ekonomi dan geopolitik, kunjungi jalanviral untuk mendapatkan informasi terkini dan analisis mendalam.
Komentar Pedas