Sampai Muncrat Muncrat, Adab Geni Faruk Saat Makan Sate Unta Tuai Kritik

Cara Genifaruk, dan suaminya, Halilintar Anofial Asmid, makan sate daging unta dikritik warganet. Pasalnya, orangtua Thariq Halilintar itu makan sambil berbicara. 



Thông tin phim


Kritikan tersebut dilontarkan warganet dalam unggahan akun gosip @lambe_danu pada Sabtu (6/7/2024). Akun tersebut memposting ulang konten TikTok Geni Faruk saat menyantap satai tersebut. 

"Pertama kali nyicipin sate unta. Dari kemarin udah ngelihat, pas di mana ya? Pas di Madinah ada sate unta. Cuma kita nggak berhasil nyicipin," kata Geni Faruk di dalam video.

Sambil memperlihatkan satai unta dengan bumbu bawang di dalam cobek, Geni Faruk menambahkan, "Nah, alhamdulillah ini di Abu Dhabi, dapat icip sate unta.”

Lalu, Geni Faruk menyodorkan satu tusuk kepada suaminya agar turut mencicipi. 

Anofial Asmid pun mengambil satu potong daging dan langsung dilahap.

"Enak banget, lembut. Ini kan sate kambing, ini lembut, ini (sate unta) lebih lembut," kata Anofial Asmid sambil mengunyah.

Ibu mertua dari Aurel Hermansyah itu membenarkan bahwa daging unta yang dimakannya sangat lembut dan empuk.

"Ini empuk banget. Terus bumbunya ngeresep banget loh," timpalnya.

"Ternyata, tadi dibilangin, ini marinasinya lama. Jadi benar-benar ngeresep, empuk. Enak banget. Ini makannya di restoran Indonesia di Abu Dhabi," lanjutnya sambil mengunyah.

Abad Geni Faruk itu pun dikritik karena sempat memuncratkan air liurnya ketika berbicara.

"Makan sambil ngomong, sampe muncrat-muncrat itu ludah," ujar @desi***.

"Padahal katanya ngikutin sudah hadist, jeas kalo makan kan nggak boleh sambil ngomong kan ya," imbuh @milla***.

"Pas ngomong bumbunya, (emoji air) keluar," kata @fitria*** dengan tambahan emoji wajah jijik.

Hukum makan sambil berbicara

Makan sambil berbicara sebenarnya boleh-boleh saja, bahkan dianjurkan dalam Islam, demikian dilansir dari laman Nu Online. Hal ini sesuai dengan hadits riwayat sahabat Jabir.

"Diriwayatkan dari sahabat Jabir bin Abdillah bahwa Nabi Muhammad SAW meminta pada keluarganya lauk-pauk, lalu keluarga beliau menjawab: Kami tidak memiliki apa pun kecuali cuka. Nabi pun tetap meminta cuka dan beliau pun makan dengan (campuran) cuka, lalu beliau bersabda: Lauk yang paling baik adalah cuka, lauk yang paling baik adalah cuka," demikian bunyi haditsnya.

Imam Nawawi dalam mensyarahi hadits tersebut mengatakan, "Dalam hadits tersebut tersirat pemahaman tentang kesunahan berbicara atas makanan untuk menggembirakan orang-orang yang makan.”

Kendati begitu, pembicaraan saat menyantap makan harus yang baik-baik saja. Misalnya,

bercerita tentang orang-orang salih, pembicaraan yang dapat menyenangkan orang-orang yang makan, dan hal lainnya.

Satu hal yang perlu digarisbawahi, berbicara saat makan baiknya tak dilakukan ketika seseorang lagi mengunyah. Hal ini dijelaskan dalam syarah kitab Ihya’ Ulum ad-Din, yakni kitab Ittihaf as-Sadat al-Muttaqiin.

Bila makan sambil mengunyah dikhawatirkan potongan-potongan makanan yang dikunyah jatuh ke makanan lainnya sehingga bisa mengotori.

"Bercerita tentang kisah orang-orang salih dalam hal (menyikapi) makanan dan hal-hal lainnya supaya orang-orang dapat mengambil teladan atas kisah tersebut, akan tetapi (hendaknya) seseorang tidak berbicara saat ia mengunyah makanan, terkadang jatuh dari (mulutnya) sedikit makanan dan mengotori makanan yang dimakan," demikian petikan dalam kitab tersebut.


Bỏ Qua Quảng Cáo

Sau 5 giây sẽ có nút "Bỏ Qua Quảng Cáo"

Đang lựa chọn dữ liệu nhanh nhất gần vùng.

Nhập mật khẩu 123 để xem!

X

Komentar Pedas