Viral Anak SD Kelas 1 Meninggal Dunia Diduga Dibully Kakak Kelas 3 di Medan, Ngeluh Badan Sakit
Viral di media sosial bocah kelas 1 Sekolah Dasar (SD) meninggal dunia diduga akibat menjadi korban bully oleh kakak kelasnya.
Viral di media sosial bocah kelas 1 Sekolah Dasar (SD) meninggal dunia diduga akibat menjadi korban bully oleh kakak kelasnya.
Dalam video yang diunggah Instagram @kabarnegri, Kamis (29/6/2023) memperlihatkan kondisi rumah korban diduga dibully tersebut sudah ramai dipenuhi pelayat.
Dalam keterangan itu dijelaskan pengunggah jika korban masih duduk di kelas 1 SD.
Korban meninggal dunia diduga karena dikeroyok oleh kakak kelasnya yang masih duduk di bangku kelas 3 SD hingga badan biru dan batok kepala retak.
"Kejadian ank SD kls 1 dibunuh sama kawan nya kepala retak, bdan biru2. Surga tempatmu nak, tak bs lg kulihat kau jln didepan rmh ku sambil gandeng tgn adekmu," tulis keterangan di video.
Instagram @kabarnegri juga menulis lebih rinci soal meninggalnya anak SD kelas 1 karena dibully kakak kelas 3.
"Viral anak kelas 1 SD meninggal dipukul oleh anak kelas 3 SD. Infoya si korban sering di b*lly oleh teman-temannya yang umurnya lebih tua.
Sang korban sempat mengeluhkan kepada ibunya kalau kepalanya sakit akibat di pukul temannya dan badannya juga membiru.
Lokasi: Medan," tulis akun kabarnegri di caption.
Dilansir dari Kompas.com, menurut keterangan keluarga, korban beinisial B (8) warga Kelurahan Masjid, Kecamatan Medan Maimun, Kota Medan.
Tengah viral di media sosial bocah kelas 1 Sekolah Dasar (SD) meninggal dunia diduga korban bully oleh kakak kelasnya.
Tengah viral di media sosial bocah kelas 1 Sekolah Dasar (SD) meninggal dunia diduga korban bully oleh kakak kelasnya. (Ig@kabarnegri)
Dari keterangan keluarga korban, korban sempat mengaku dipukul kakak kelasnya hingga trauma.
Bahkan korban harus menjalani perawatan di rumah sakit.
"Kami, kan jualan di Masjid Raya, Kota Medan, dia (korban) datang, berkata 'Mak, B dipukul' sambil menangis, dia sampai pucat (mukanya)," ujar Yusraini, pada Rabu (28/6/2023).
Yusraini yang hanya pedagang kaki lima di kawasan Masjid Raya, Al-Mashun, di Jalan SM Raja, Kota Medan mengatakan, korban datang ke tempat jualannya dan menceritakan apa dialaminya di sekolah, usai pulang sekolah.
Yusraini menambahkan jika kakak kelas yang diduga menganiaya korban yang merupakan tetangga mereka sendiri.
Korban yang merupakan Warga Kecamatan Medan Maimun, mengungkapkan kepada ibunya, mendapatkan perlakuan dari kakak kelasnya atau terduga pelaku. Ibu korban mengatakan agar bully tidak terus berlanjut, ia melaporkan yang dialami B kepada orang tua kakak kelasnya tersebut. Tapi, terduga pelaku membantah melakukan pemukulan korban.
Dirinya pun langsung mengadukan perbuatan anak itu ke orangtuanya.
Bahkan orang tua pelaku sempak membantah anaknya memukuli korban.
"Si anak ini (pelaku bilang) mana ada pukul si B, tapi aku pun nggak mau ribut-ribut ( sama orang tuanya). Cuma aku mau ngasih tahu (ke bapaknya)," jelasnya.
Korban Sempat demam
Setelah mendapat perundungan, korban sempat mengalami demam hingga mengigau saat tidur.
B juga tidak mau makan dan hanya mau minum.
Korban juga mengeluhkan sakit di badannya.
Namun B tidak mau menjelaskan bagian mana yang sakit kepada sang ibu.
B lalu dibawa ke rumah sakit pada Selasa (27/6/2023) namun sayang, nyawa B tak tertolong lagi.
Yusriani mengatakan jika anaknya sempat menyebut 5 anak yang melakukan penganiayaan.
"(Pelakunya) dekat-dekat sini juga pak, tapi orangnya nggak bisa kita sebutkan pak, nanti merumitkan masalah. Saya maafkan siapapun yang menjahati anak saya itu pak, tapi saya gak ikhlas sakit hati ini pak. Gara-gara dipukuli orang, anak saya meninggal pak. Itu anak pertama pak, anak kebahagiaanku pak," tuturnya.
Kasus ini pun masih dalam penyidikan unit PPA Polrestabes Medan.
"Si anak ini (pelaku bilang) mana ada pukul si Baim, tapi aku pun ngak mau ribut-ribut (sama orang tuanya), cuma aku mau ngasih tahu (ke bapaknya), mana lah (mungkin) Baim bilang dipukul, tapi (tidak dipukul), karena dipukul dia makannya dibilangnya (dipukul)," jelas Yusriani.
Pasca mendapatkan penganiayaan tersebut, Yusriani mengungkapkan anaknya itu, sempat mengalami demam tinggi dan tidak mau lagi, pergi sekolah.
"Semenjak dipukul itu, anak itu macam ketakutan, sudah gitu, waktu tidur malam sering ketakutan, kayak trauma gitu," tutur Yusraini.
Karena kondisi B semakin hari memburuk, Yusriani mengatakan sempat dilarikan ke rumah sakit, karena mengeluh sesak nafas. Ia mengatakan faktor ekonomi dan tidak memiliki uang, sehingga korban tidak bawa ke rumah sakit untuk diobati.
"Baru beberapa jam di rawat di rumah sakit, Selasa malam, 27 Juni 2023. Anakku itu, meninggal dunia," jelas Yusriani.
Komentar Pedas