Sri Mulyani dan Sejumlah Menteri Disebut Siap Mundur dari Kabinet Jokowi, Ada Apa
Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati dan sejumlah menteri dikabarkan siap mundur dari Kabinet Indonesia Maju. Isu tersebut mencuat lantaran Presiden Joko Widodo (Jokowi) disebut sebut tidak netral dalam Pemilihan Presiden (Pilpres) 2024.
Dilansir dari detikFinance, ekonom senior Faisal Basri mengaku mengajak sejumlah menteri mundur karena sikap Jokowi yang terkesan berpihak kepada pasangan capres-cawapres nomor urut 02, Prabowo Subianto-Gibran Rakabuming Raka. Ia mengeklaim yang paling siap mundur adalah Sri Mulyani serta Menteri Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) Basuki Hadimuljono.
"Saya ngobrol-ngobrol kan dengan petinggi-petinggi partai dan macam-macam, nah muncul katanya yang paling siap itu Ibu Sri Mulyani, Pak Basuki juga, dalam kaitannya dengan Gibran ini ya karena ini sudah beyond akal sehat begitu," kata Faisal Basri dalam program Closing Bell CNBC Indonesia, dikutip Kamis (18/1/2024).
Faisal menyebut total sebanyak 15 menteri yang kemungkinan mundur. Menurutnya, belasan menteri tersebut berlatar belakang teknokrat (bukan dari partai) dan yang berasal dari partai oposisi.
Ia menilai kabar mundurnya para menteri teknokrat itu merupakan hal yang logis. Sosok teknokrat, kata dia, memegang nilai-nilai etik dan moral yang kuat.
"Teknokrat itu memiliki standar etika tidak tertulis. Jadi kalau dia diminta oleh atasannya yang akhirnya melanggar aturan, dia bilang 'sorry nggak mau, tidak bisa, kalau bapak mau terus atau ibu mau terus silakan saya mundur.' Itu biasa di mana-mana," tuturnya.
Faisal menduga para menteri teknokrat itu terganggu karena terlalu banyak mendapat intervensi kepentingan politik tertentu terhadap tugas dan fungsi mereka. Ia lantas menggarisbawahi penggunaan anggaran negara.
"Jadi Pak Jokowi ini ingin keliling Indonesia 2024 lebih intens, bagikan apalah gitu ya, 'wah itu anggarannya belum ada di APBN', 'tapi uangnya ada?', 'diusahakan pak,' 'laksanakan'. Itu kan kalau dilakukan crime, karena setiap sen dari APBN itu harus persetujuan, nggak bisa dijumpalit-jumpalitkan begitu. Nah, mulai resah teman-teman ini," beber Faisal.
Faisal mengatakan para menteri itu akan mundur pada waktunya. Ia menekankan para menteri itu harus mundur untuk menyelamatkan kepentingan negara.
"Ada ongkos (kerugian) yang harus kita bayar, tapi manageable karena menciptakan kepastian. Kalau rezim Pak Jokowi ini berlanjut, kan dari berbagai analisis akademisi, Pak Jokowi bisa dikatakan gagal menjaga konstitusi, gagal memperkuat otonomi daerah, gagal menurunkan korupsi. Ada keberhasilannya harus diakui. Kegagalan yang diwariskan akan menimbulkan bencana yang lebih besar," pungkasnya.
Istana Buka Suara
Koordinator Stafsus Presiden Ari Dwipayana menanggapi pernyataan Faisal Basri yang mengklaim Menkeu Sri Mulyani dan Menteri PUPR Basuki Hadimuljono siap mundur dari kabinet. Ari menegaskan Istana tetap solid.
"Seluruh Menteri Kabinet Indonesia Maju tetap kompak dan solid membantu presiden untuk memimpin penyelenggaraan pemerintahan sampai akhir masa jabatannya," kata Ari seperti dikutip dari detikNews, Kamis (18/1/2024).
Ari enggan memperpanjang isu liar yang dilontarkan ekonom senior tersebut. "Terkait isu yang sengaja dilemparkan oleh beberapa pihak bahwa ada menteri yang siap mundur atau tidak nyaman dalam pemerintahan. Tanyakan saja ke pihak-pihak yang melontarkan isu tersebut," ucapnya.
Respons Mahfud Md dan Zulkifli Hasan
Menko Polhukam Mahfud Md dan Mendag Zulkifli Hasan menanggapi isu yang menyebutkan Sri Mulyani mundur dari kabinet. Mahfud mengaku tidak mengetahui kabar tersebut dan tidak pernah membicarakan hal itu dengan Sri Mulyani.
"Nggak tahu saya, saya nggak tau. Nggak pernah bicara begitu dengan Bu Sri Mulyani," kata Mahfud di Kompleks Istana Kepresidenan, Jakarta, Kamis.
Zulhas setali tiga uang. Politikus PAN itu meminta semua pihak tidak melempar isu menjelang Pemilu 2024.
Komentar Pedas