Viral Brimob di Lutim Ancam Bakar Kendaraan Petani Saat Demo Tolak Tambang
Viral di media sosial personel Brimob di Luwu Timur (Lutim), Sulawesi Selatan (Sulsel) mengancam membakar kendaraan petani saat menggelar demonstrasi. Para petani berunjuk rasa menolak tambang PT Vale di Desa Loeha, Kecamatan Tuwoti, Lutim.
Danyon Brimob D Pelopor Polda Sulsel Kompol Muhammad Agus membenarkan ada pengamanan yang dilakukan Brimob terkait demonstrasi tersebut.
Namun dia mengaku belum bisa memberikan klarifikasi mengenai video viral anggota Brimob mengancam membakar kendaraan mobil petani.
"Memang kami melakukan pengamanan dalam demonstrasi itu, tapi itu kejadian saat dalam perjalanan pengamanan. Mungkin kalau klarifikasi saya belum bisa yah," ujarnya saat dikonfirmasi, Senin (7/8/2023).
Dalam video yang dilihat detikSulsel, sejumlah personel Brimob sedang cek-cok dengan warga yang melakukan aksi demonstrasi penolakan tambang PT Vale.
Warga menutup jalur masuk menuju lokasi tambang di Desa Loeha, Kecamatan Tuwoti, pada Rabu (2/8).
Melihat sejumlah mobil warga yang memblokade jalan, salah seorang anggota Brimob mempertanyakan pemilik mobil tersebut. Selanjutnya dia mengancam akan membakar mobil itu jika tidak segera dipindahkan.

"Siapa yang punya mobil ini, tidak ada yang kenal kah, saya bakar itu," kata salah seorang anggota Brimob dalam video.
Sementara itu, salah seorang petani lada di desa setempat, Ali Kamri mengatakan pihaknya memang memblokir jalur masuk alat berat PT Vale menggunakan kendaraan saat demo. Hal itu dilakukan warga sebagai aksi protes perluasan lahan tambang PT Vale yang merusak kebun milik warga.
"Kurang lebih 20 ribu hektar kebun warga ini terancam bahkan sudah ada yang rusak karena perluasan lahan tambang PT Vale. Jadi kami sudah lakukan demonstrasi berulang kali, kemarin itu jilid dua. Perusahaan mendatangkan aparat mengancam dan mengintimidasi kami, ada mobil warga diancam dibakar," katanya kepada detikSulsel, Senin (7/8).
Ali pun menyayangkan ancaman pembakaran yang dilakukan aparat terhadap petani lada itu. Padahal kata dia, pihaknya hanya ingin meminta kejelasan dan pertanggungjawaban PT Vale yang telah merampas kebun milik masyarakat yang sudah dikelola sejak dulu.
"Sudah lama kami menggantungkan hidup di kebun-kebun itu. Vale datang masuk dan merusak milik kami, bayangkan ada ribuan masyarakat desa yang menjadi petani merica (lada) merek sekarang terancam kehilangan mata pencaharian bagaimana kita hidup. Makanya kami sangat sayangkan aparat ini kenapa melakukan pengancaman dan mengintimidasi kami seperti itu," ungkapnya
Komentar Pedas