Viral Curhatan Dimas, Pria yang Akhiri Hidup di Flyover Cimindi Bandung

Penemuan jenazah Dimas Yonathan Tarigan, yang mengakhiri hidupnya di Flyover Cimindi,  Bandung, Jawa Barat pada Jumat (28/6/2024), telah memicu berbagai spekulasi di media sosial. 



Thông tin phim


Banyak warganet berasumsi bahwa pria yang akrab disapa Jo tersebut memilih gantung diri karena masalah percintaan, judi, dan pinjaman online.

Merespons berbagai asumsi tersebut, keluarga Dimas mengeluarkan imbauan melalui postingan terakhir di akun Instagram Jo, @dimasyonathan, pada Kamis (27/6/2024). Dalam kolom komentar, akun @iglorifica yang mengaku sebagai anggota keluarga Jo, meminta masyarakat berhenti menyebarkan spekulasi dan mencari tahu tentang kehidupan pribadi Jo. Mereka juga menegaskan untuk tidak menyebarluaskan video dan foto saat Jo dievakuasi, seperti disadur dari lama WARTAKOTALIVE.COM.

"Pertama-tama kami ucapkan terima kasih atas ribuan ucapan belasungkawa yang teman-teman ucapkan. Adapun hal-hal yang membuat kami merasa tidak nyaman dan kami harap teman-teman semuanya berhenti untuk menyebarkan mengenai identitas korban, menyelidiki akun Instagram nya, serta berspekulasi yang tidak-tidak mengenai kepergian korban yang kalian duga karena main 'slot' atau 'judi online'," tulis akun @iglorifica_ pada Jumat (28/6/2024).

Mereka juga mengingatkan untuk tidak menyebarkan video atau foto korban yang bersangkutan. Himbauan ini disambut positif oleh warganet yang menyampaikan belasungkawa dan doa kepada Jo. Banyak warganet juga membagikan curhatan terakhir Jo yang beredar luas di media sosial, berisi kisahnya tentang bullying yang dialaminya sejak kecil hingga pemikirannya tentang kehidupan.

Banyak warganet merasa Jo terlalu memikirkan sesuatu secara berlebihan dan berulang-ulang. Beberapa komentar warganet menggambarkan Dimas sebagai pribadi yang baik dan inspiratif.

@willowna menulis, "Kalau kalian baca gdocs-nya, keputusan Alm ga hanya sesimpel 'dia mikirin hal yang dia ga perlu pikirin', please take note bahwa almarhum juga suffer from loneliness, religious hate crimes, discriminations, dan bullying. Be kind to others ya teman - teman. And RIP Dimas, may you find peace."

@kiaarps menulis, "Bapa.. sampe kapan pun bapa itu guru terbaik, guru yang bener-bener ramah, selalu inget setiap bapa masuk kelas pasti selalu nanya 'kabar kalian gimana gais?' kata-kata itu bakal terus aku inget pa.. ternyata bapa yang se-ceria itu, periang ternyata di balik itu semua bapa nyembunyiin rasa sedih bapa.. makasih uda pernah ngajarin aku sama temen-temen sepenuh hati. Tenang di sisi Tuhan ya pa."

Warganet juga mengingatkan pentingnya menjaga mental health dan berbagi cerita jika merasa kesepian atau tertekan.

Berikut adalah kutipan dari curhatan Jo yang disebut-sebut dibuat sebelum mengakhiri hidup di Flyover Cimindi:

"Ini mungkin jadi tulisan aku yang paling panjang yang isinya adalah hal-hal yang ada di pikiran aku... Selama beberapa minggu terakhir aku merenung, what's wrong with me? And here's I have the answer (maybe). Sepertinya semua ini berawal dari aku kecil... Aku tinggal di lingkungan perumahan yang mayoritas islam... Hinaan kepada agama aku sering kali aku dengar... Sempat dulu aku benci banget sama orang-orang agama mereka..."

Jo juga menceritakan pengalaman pahitnya di sekolah, baik di SD Katolik maupun SMP negeri, di mana ia kerap mengalami bullying. Meskipun merasa tertekan, ia berusaha untuk tetap bertahan dan melanjutkan hidup. Namun, rasa kesepian yang mendalam dan tekanan hidup yang semakin berat membuatnya merasa putus asa.

Pesan Jo menggarisbawahi pentingnya empati dan pengertian dalam menghadapi orang lain, serta betapa beratnya beban yang bisa ditanggung seseorang tanpa dukungan yang memadai. Tragedi ini menjadi pengingat bagi kita semua untuk lebih peduli dan peka terhadap perasaan serta masalah orang-orang di sekitar kita.


Bỏ Qua Quảng Cáo

Sau 5 giây sẽ có nút "Bỏ Qua Quảng Cáo"

Đang lựa chọn dữ liệu nhanh nhất gần vùng.

Nhập mật khẩu 123 để xem!

X

Komentar Pedas